PBT BBP2TP Medan
Penanaman
Kopi di Indonesia dimulai tahun 1696 dengan menggunakan jenis kopi
arabika. Namun penanaman jenis kopi ini kurang berhasil. Tahun 1699
pemerintah Hindia Belanda mendatangkan lagi kopi arabika, kemudian
berkembang dengan baik di pulau Jawa. Kopi arabika yang dikenal sebagai
kopi Jawa (java coffee) tersebut memiliki kualitas yang sangat baik dan
merupakan komoditas ekspor selama lebih dari 100 tahun. Sejak tahun 1878
timbul penyakit karat daun pada tanaman kopi yang disebabkan oleh jamur
Hemileia vastatrix. Penyakit tersebut mengakibatkan kerusakan dan kematian tanaman serta kerugian hasil yang sangat besar (Rahardjo, 2012)
Dalam
rangka mengatasi masalah penyakit karat daun, telah dilakukan seleksi
pohon induk dari populasi kopi arabika yang ada serta penyilangan antar
tipe kopi arabika atau dengan varietas lain. Kopi arabika sangat baik
ditanam didaerah yang berketinggian 1.000 – 2.100 meter diatas permukaan
laut (dpl). Beberapa daerah penanaman jenis kopi arabika yang terkenal
di Indonesia yakni: Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Dairi, Kabupaten Tobasa, Kabupaten Humbang, Kabupaten
Mandailing, dan Kabupaten Karo), Provinsi Aceh, Provinsi Lampung, dan
beberapa Provinsi di Pulau Sulawesi, Jawa dan Bali(Panggabean, 2011).
Beberapa
karakteristik kopi arabika secara umum, yaitu: rendemennya lebih kecil
dari jenis kopi lainnya (18-20%), bentuknya agak memanjang, bidang
cembungnya tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya dibandingkan dengan
jenis lainnya, ujung biji lebih mengkilap tetapi jika dikeringkan
berlebihan akan terlihat retak atau pecah, celah tengah (center cut)
dibagian datar (perut) tidak lurus memanjang kebawah, tetapi berlekuk,
Untuk biji yang sudah dipanggang (roasting) celah tengah terlihat putih,
untuk biji yang sudah diolah kulit ari kadang-kadang masih menempel
dicelah atau parit biji kopi (Panggabean, 2011)
Secara fisik, kopi arabika mudah dibedakan dengan kopi
robusta yang saat ini paling banyak ditanam di dunia. Batang kopi
arabika lebih ramping lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan robusta.
Cabangnya lebih banyak, daun juga lebih kecil serta lebih ramping.
Namun sebaliknya, kopi arabika lebih besar, dengan kulit lebih tebal.
Produktivitas buah lebih rendah dibanding robusta. Kelebihan arabika
dibanding robusta adalah, kadar kafeinnya lebih rendah, tetapi aromanya
lebih kuat. Selain produktivitasnya yang lebih rendah, kelemahan lain
arabika adalah adanya rasa masam yang dominan, yang tidak pernah
terdapat pada robusta. Namun rasa masam ini bisa diatasi dengan cara
blendid (dicampur) dengan robusta,exelsa, maupun liberika. Dengan
pencampuran demikian, akan diperoleh kopi dengan cita rasa sempurna.
Sebenarnya tanpa pencampuran pun, cita rasa arabika tetap lebih unggul
disbanding jenis kopi lain. Adanya rasa masam itu, bagi penikmat kopi
sejati justru dijadikan acuan bahwa kopi yang diminumnya benar-benar
kopi arabika asli. Bukan campuran. Sebab dibandingkan dengan keunggulan
aromanya, rasa masam arabika itu masih bisa ditolerir oleh penggemarnya.
Hanya karena produktivitasnya yang rendah, maka permintaan pasar tidak
pernah bisa diimbangi oleh pasokan. Itulah yang menyebabkan harga biji
kopi arabika selalu lebih tinggi dibanding robusta atau jenis kopi
lainnya (http://foragri.blongsome.com/demam-bertanam-kopi-arabika/)..
Gambar Penampilan kopi
Awalnya
pengembangan jenis kopi arabika merupakan varietas typical dan bourbon.
Turunan dari penyilangan kedua varietas tersebut diantaranya caturra,
pacas, san ramon, sumatra dan maragogipe. Berbagai varietas tersebut
telah terkenal dengan mutu yang baik, tetapi sebagian besar masih rentan
terserang hama dan penyakit. Berbagai varietas kopi arabika yang ada di
dunia yang rentan terhadap hama dan penyakit antara lain: Varietas
Typica, Bourbon, Tekesik, Kona, Mundo Novo, Mountain, Kent, K7, SL28,
SL34, KP423, N39, Jimma, (Harar, Gimmbi), (Yirga Chefe, Limu), Caturra,
Catuai, Villa Sarchi, Pacas.
Dalam
perkembangannya selama lebih dari 50 tahun, kopi jenis arabika memiliki
potensi produksi yang sangat tinggi dan relatif tahan terhadap hama dan
penyakit. Beberapa Negara yang telah melakukan perbanyakan tanaman kopi
jenis arabika, diantaranya Kolombia, Brasil, India, dan beberapa Negara
di Amerika Tengah.
Berikut berbagai jenis kopi arabika yang ada di dunia yang tahan terhadap hama dan penyakit:
Ø Nama Varietas : Catimor
Negara : Beberapa Negara
Deskripsi :
Seleksi dari penyilangan caturra atau catuai dengan hibrido de timor.
Karakteristik fisiknya pendek gemuk dan tahan terhadap penyakit daun.
Klon oeiras (Brasil), Cauvery (India), IHCAFE90 dan CR95 (Amerika
Tengah).
Ø Nama Varietas : Sarchimor
Negara : Beberapa negara
Deskripsi :
Hasil seleksi dari penyilangan villa sarchi dengan hibrido de timor.
Serupa dengan catimor, Karakteristik tanamannya pendek gemuk dan tahan
terhadap CLR. Varietas ini terdapat klon Tupi, Obata, dan IAPAR59
(Brasil)
Ø Nama Varietas : Colombia
Negara : Kolombia
Deskripsi :
Varietas ini merupakan varietas buatan turunan catimor. Biji kopinya
cukup panjang dan memiliki kualitas yang sangat baik. Varietas ini
relatif tahan terhadap serangan CLR dan CBD
Ø Nama Varietas : S795
Negara : India
Deskripsi : Hasil seleksi alami antara C. arabica dan C. liberika yang disilangkan kembali dengan C. arabika. Relatif tahan
terhadap serangan CLR. Memiliki hasil panen yang cukup tinggi dengan
kualitas sangat baik. Varietas ini merupakan salah satu primadona dari
India.
Ø Nama Varietas : Ruiru II (Ruiru 11)
Negara : Kenya
Deskripsi :
F1 hibrida (penyemaian biji manual) antara hasil seleksi catimor dan
seleksi klon dari beberapa tanaman yang karakteristik fisiknya tinggi.
Varietas ini tahan terhadap serangan CLR dan CBD. Fisik tanamannya agak
panjang dan gemuk. Relatif lebih cepat berbuah dan hasil panennya cukup
tinggi.
Ø Nama Varietas : Ababuna
Negara : Ethiopia
Deskripsi : F1 hibrida (pemuliaan manual) antara hasil seleksi dari turunan tanaman kopi di Ethiopia dan resisten terhadap CBD
Ø Nama Varietas : Icatu
Negara : Brasil
Deskripsi : Pengembangan seleksi dari penyilangan tetraploid C.canephora
dengan C. Arabica (Bourbon). Setelah itu dilakukan penyilangan kembali
dengan varietas mundo novo. Beberapa sifat karakteristik varietas ini
diantaranya resisten terhadap CLR, tanaman agak tinggi, mudah terserang
pada musim dingin dan kemarau, hasil panen tinggi, dan kualitas biji
sangat baik. IAC3282 merupakan salah satu varietas yang lebih cepat
berbuah dan berwarna kuning.
Ø Nama Varietas : S2828
Negara : India
Deskripsi :
Hasil pengembangan dari penyilangan antar varietas yang sama. Secara
fisik mirip dengan varietas icatu. Tanaman tinggi, tahan terhadap CLR,
hasil panen tinggi, dan kualitasnya baik (Panggabean, 2011)
Sejak
awal tahun 1980 pemuliaan kopi arabika di Indonesia yang bertujuan
untuk mendapatkan bahan tanam yang berperawakan katai dilakukan secara
lebih intensif. Usaha tersebut dilakukan dengan cara persilangan dan
introduksi dari luar negeri. Untuk mendapatkan varietas tipe yang tahan
terhadap penyakit karat daun dilakukan dengan cara persilangan. Sebagai
induknya dipakai varietas caturra, S795, S1934, dan hibrido de timor.
Keturunan hasil persilangan tersebut banyak yang berperawakan katai dan
toleran terhadap penyakit karat daun. Selanjutnya tahun 1982 dimasukkan
varietas tipe katai catimor dari IAC (Brasil) diikuti dari beberapa
Negara lain seperti CIFC = Centro de Investigacao das Ferrugens do
Cafeirro (Portugal), CATIE (Costa Rica) dan kolombia (Rahardjo, 2012)
Berdasarkan usulan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
saat ini pemerintah telah melepas beberapa varietas kopi arabika
melalui S.K Menteri Pertanian Republik Indonesia sebagai berikut:
· Kartika 1 : S.K. 443/kpts/TP240/6/93
Tipe
pertumbuhan kate (dwarft), daun oval meruncing, buah seragam, biji
membulat, nisbah biji buah 15,2 %, berbunga pertama pada umur 15-24
bulan, produktivitas 41,75 kwintal/ha pada populasi 6400 pohon. Pada
ketinggian diatas 1000 m dan pada ketinggian kurang dari 900 m dpl,
rentan penyakit karat daun, cita rasa baik
· Kartika 2 : S.K. 442/kpts/TP240/6/93
Tipe
pertumbuhan kate (dwarft), daun oval membulat, buah seragam, biji agak
lonjong, nisbah biji buah 14,5%, berbunga pertama umur 15-24 bulan,
produktivitas 37,17 kwintal/ha pada populasi 6.400 pohon. Pada ketinggia
lebih dari 1000 m dpl agak rentan penyakit karat daun sedangkan pada
ketinggian kurang dari 900 m dpl rentan penyakit karat daun, citarasa
baik.
· Abesiania 3 : S.K. 08/kpts/TP240/1/95
Tipe
pertumbuhan tinggi melebar, buah berbentuk oval persegi, biji besar
memanjang dan seragam, nisbah biji buah 15,4%, berbunga pertama umur
34-36 bulan, produktivitas 7,5-10 kwintal/ha pada populasi 1.600 pohon,
rentan penyakit karat daun, citarasa baik.
· S 795 : S.K. 07/kpts/TP240/1/95
Tipe
pertumbuhan tinggi agak melebar, daun rimbun sehingga batang pokok
tidak tampak dari luar, buah seragam, biji berukuran besar tetapi tidak
seragam, nisbah biji buah 15,7%, berbunga pertama umur 15-24 bulan,
produktivitas 10-15 kwintal/ha pada populasi 1.600-2000 pohon. Pada
ketinggian lebih dari 1000 m dpl tahan serangan karat daun dan pada
ketinggian kurang dari 900 dpl agak tahan penyakit karat daun, citarasa
cukup baik.
· USDA 762 : S.K. 06/kpts/TP240/1/95
Tipe
pertumbuhan tinggi agak melebar, buah agak melebar, buah agak memanjang
dengan ujung meruncing, berjenggot, biji membulat seragam, nisbah biji
buah 16,6%,
berbunga
pertama umur 32-34 bulan, produktivitas 8-12 kwintal/ha pada populasi
1.600-2.000 pohon, agak tahan terhadap penyakit karat daun citarasa
cukup baik.
· Andungsari 1 : S.K. 113/kpts/TP240/2/01
Tipe
pertumbuhan kate (dwarft), daun oval bergelombang, lentur dan lebar,
buah masak kurang serempak, biji lonjong, nisbah biji buah 14,9%,
berbunga pertama umur 15-24 bulan, produktivitas 35 kwintal/ha pada
populasi 3300 pohon/ha. Pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl rentan
penyakit karat daun, citarasa baik (Prastowo. dkk, 2010)
· Sigarar Utang: S.K. 205/kpts/SR.120/4/2005
Mempunyai
perawakan semi katai, ruas cabang pendek, tajuk rimbun menutup seluruh
permukaan pohon sehingga batang pokok tidak tampak dari luar. Sifat
percabangan sekunder sangat aktif bahkan cabang primer di atas permukaan
tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah. Daun tua berwarna
hijau tua, daun muda (flush) berwarna coklat kemerahan. Apabila ditanam
tanpa naungan tepi daun bergelombang dan helaian daun mengatup ke atas,
jika dilihat sepintas bentuk daun panjang meruncing dan tepi daun
bergelombang. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah masak berwarna
merah cerah, bentuk buah bulat memanjang berukuran besar dan 100 buah
masak (merah ) rata – rata 196 gr. Potensi Produksi berkisar antara 800 –
2300 kg biji/ha. Kopi varietas Sigarar utang bersifat agak
rentan terhadap penyakit karat daun, terutama jika ditanam pada
ketinggian kurang dari 1000 mdpl, juga rentan terhadap nematoda parasit
(Situmorang, 2010
Adapun
gambaran potensi produksi serta anjuran penanaman sesuai kondisi
lingkungan tumbuhnya seperti pada tertera pada Tabel 1 dan Tabel 2 (Prastowo. dkk, 2010)
Tabel 1. Potensi produksi kopi Arabika
Tabel 4. Anjuran penanaman kopi arabika berdasarkan kondisi lingkungan tumbuh
Di Aceh saat ini dikenal kopi dengan cita
rasa khas yang diberi nama kopi arabika gayo (Arabica gayo coffee).
Kopi ini merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari
Dataran tinggi Gayo. Perkebunan kopi yang telah dikembangkan sejak tahun
1908 ini tumbuh subur dikabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan gayo
lues. Ketiga daerah yang berada di ketinggian 1200m dpl tersebut
memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luasan
sekitar 94.800 hektar (http://kopigayo.blogspot.com/2010/05/kopi-gayo-resmi-dipatenkan.html)
Setelah melalui perjuangan yang cukup lama, akhirnya kopi arabika gayo mendapat Fair Trade CertifiedTM dari organisasi internasional Fair Trade dan pada tanggal 27 Mei 2010, kopi gayo menerima sertifikat IG (Indikasi Geografis) diserahkan kepada Pemda oleh menteri Hukum dan HAM Indonesia. Kemudian pada Event Lelang Special Kopi Indonesia tanggal 10 Oktober 2010 di Bali, kembali kopi Arabika Gayo memperoleh score tertinggi saat Cupping Score (http://nad.litbang.deptan.go).
Dear,Import Dept,
BalasHapusDengan Hormat,
Perkenankan kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK adalah perusahaan Jasa Import Specialist dalam bidang Jasa Customs Clearance di Kepabeanan baik via Bandara maupun Pelabuhan di seluruh Nusantara.
Bersama ini kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK berminat untuk bermitra dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam bidang Jasa sebagai berikut :
1. Under name Import
2. Borongan Import
3. Custom Clearance
4. Door to Door, Port to Door, dari ke seluruh dunia
5. By Air or Sea (Local and International)
6. Untuk semua jenis barang termasuk Dangerous, Cargo atau Personal
7. Jasa EDI/PPJK
HS CODE JENIS BARANG
Bag VI (HS NO. 2801 s/d 3826) KIMIA
Bag VII (HS NO. 3901 s/d 4017) PLASTIK
Bag VIII (HS NO. 4101 s/d 4304) KULIT
Bag X (HS NO. 4701 s/d 4911) KERTAS
Bag XII (HS NO. 6401 s/d 6704)ALAS KAKI
Bag XIII (HS NO. 6801 s/d 7020) KACA
Bag XV (HS NO. 7201 s/d 8311) BESI BAJA
Bag XVI (HS NO. 8401 s/d 8548) MESIN
Bag XVII (HS NO. 8601 s/d 8908) KENDERAAN AIR
Bag XVIII(HS NO. 9001 s/d 9209) INSTRUMEN
Bag XX (HS NO. 9401 s/d 9619) BARANG HASIL PABRIK
Best regards,
ANDIKA
Sea & Air
Import
INTI Kargo / Jln. Dewi Sartika No. 148, Jakarta 13630 Indonesia
Email : andika.intikargo@gmail.com
T : 021 80878873
F : 622180878381
Hp : 082311424631,089616672822