Untuk tumbuh optimal, tanaman kopi
membutuhkan keadaan lingkungan yang mampu menunjang pertumbuhannya.
Syarat tumbuh lingkungan yang dapat menunjang pertumbuhan optimal
tersebut terbagi menjadi 2 aspek penting; yakni iklim dan tanah.
1. Iklim
Tanaman kopi dapat tumbuh baik pada zone antara 20o Lintang Utara dan 20o Lintang Selatan. Indonesia yang terletak antara 5o Lintang Utara sampai 10o Lintang Selatan potensial untuk penanaman kopi yang baik. Sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia terletak antara 0 - 10o
Lintang Selatan seperti Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, dan
Sulawesi Selatan, serta sebagian kecil perkebunan kopi terletak antara 0
– 5o Lintang Utara seperti Aceh dan Sumatera Utara.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Masing-masing jenis tanaman
kopi menghendaki lingkungan yang berbeda. Unsur-unsur iklim yang
banyak berpengaruh terhadap budidaya kopi adalah elevasi (ketinggian
tempat), tipe curah hujan, sinar matahari, dan angin.
a. Elevasi dan temperatur
Ketinggian tempat tidak berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kopi, tetapi faktor
temperatur yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Pengaruh
temperatur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kopi terutama
pembentukan bunga dan buah serta kepekaan terhadap serangan penyakit.
Pada umumnya, tinggi rendahnya temperatur
ditentukan oleh ketinggian tempat dari permukaan laut. Temperatur dan
elevasi saling berhubungan. Tem-peratur rata-rata tahunan di Indonesia
pada ketinggian permukaan laut sekitar 26o C, dan turun sekitar 0,6o C setiap ketinggian naik 100 m.
Setiap jenis kopi menghendaki temperatur
atau elevasi yang berbeda. Kopi Arabika dapat ditanam pada elevasi 500 –
2.000 m, tetapi elevasi yang optimal adalah 800 – 1.500 m dengan
temperatur rata-rata tahunan 17 – 21o C. Elevasi terendah untuk kopi Arabika ditentukan oleh ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit karat daun.
Saat ini di Indonesia belum banyak
memiliki jenis kopi Arabika yang resisten terhadap penyakit karat daun,
sehingga sebagian besar kopi Arabika ditanam pada elevasi di atas 800 m
dan hanya sedikit yang ditanam pada elevasi 500 – 800 m. Elevasi
tertinggi untuk kopi Arabika ditentukan oleh serangan embun upas (frost) yang sering terjadi pada elevasi di atas 1.500 m.
Kopi Robusta dapat ditanam pada elevasi 0 – 1.000 m, tetapi elevasi optimal antara 400 – 800 m dengan temperatur rata-rata tahunan 21 – 24o
C. Makin tinggi elevasi makin lambat pertumbuhan tanaman kopi, dan
makin lama masa non-produktifnya. Selain itu, elevasi juga berpengaruh
terhadap ukuran biji. Pada elevasi yang lebih tinggi ukuran biji
menjadi lebih besar.
b. Tipe curah hujan
Bagi tanaman kopi, distribusi curah hujan
lebih penting daripada jumlah hujan per tahun. Tanaman kopi
menghendaki masa agak kering selama 3 bulan untuk pembentukan primordia
bunga, florasi, dan penyerbukan. Masa kering ini lebih penting bagi
kopi Robusta yang menyerbuk silang. Sedangkan kopi Arabika lebih
toleran terhadap masa kering karena jenis kopi ini menyerbuk sendiri.
Tanaman kopi tumbuh optimum di daerah
dengan curah hujan 2.000 – 3.000 mm per tahun, dengan 3 bulan kering,
tetapi mendapat ”hujan kiriman” yang cukup. Tanaman kopi masih tumbuh
baik di daerah dengan curah hujan 1.300 – 2.000 mm per tahun, asalkan
tanaman kopi diberi mulsa dan irigasi intensif.
Pada akhir musim hujan, cabang-cabang
primer mulai menghasilkan kuncup bunga. Mula-mula pada ketiak daun
tampak kuncup bunga berukuran kecil yang diselubungi oleh sepasang daun
penumpu. Kemudian, pada tiap kuncup tumbuh beberapa dasar bunga
berwarna hijau yang selanjutnya berubah menjadi keputihan. Kuncup yang
menjadi calon bunga ini untuk beberapa saat beristirahat. Kuncup bunga
yang istirahat akan segera tumbuh setelah turun ”hujan kiriman”.
Kemudian, akan menjadi bunga dewasa setelah 7 – 8 hari. Bila hujan
kiriman tidak datang, calon bunga tidak akan tumbuh dan mekar menjadi
bunga dewasa sehingga tanaman gagal berbuah. Oleh karena itu, bila
”hujan kiriman” tidak datang, tanaman kopi sering diairi.
Bunga kopi yang telah mekar siap untuk
diserbuki. Pada saat bunga mekar dan siap untuk diserbuki menghendaki
cuaca kering dan tidak hujan selama satu bulan. Bila terjadi hujan pada
saat penyerbukan, maka tepung sari akan menggumpal dan bunga akan rusak
sehingga gagal menjadi buah.
Perkebunan kopi di Jawa sebagian besar
ditanam pada daerah dengan tipe iklim C yang agak kering, sedangkan di
Sumatera sebagian besar perkebunan kopi ditanam pada daerah dengan tipe
iklim B yang agak basah. Panen buah kopi pada daerah iklim B relatif
merata dibanding dengan iklim C. Perbedaan tipe curah hujan berpengaruh
terhadap rendemen kopi. Tanaman kopi yang ditanam di daerah yang lebih
kering menghasilkan rendeman kopi lebih tinggi.
Tabel 4. Pengaruh tipe iklim terhadap rendemen kopi Robusta
Klon Kopi
|
Iklim B Rendemen kopi (%)
|
Iklim C Rendemen kopi (%)
|
BP 42
BP 234 BP 288 BP 358 BP 409 SA 237 |
17,8
17,2
16,7
17,5
18,2
17,6
|
22,6
22,2
20,3
21,5
22,2
22,4
|
c. Penyinaran
Tanaman kopi tidak menghendaki sinar
matahari langsung dalam jumlah yang banyak, tetapi menghendaki sinar
matahari yang teratur. Sengatan sinar matahari langsung dalam jumlah
banyak akan meningkatkan penguapan tanah dan daun tanaman kopi, sehingga
mengganggu keseimbangan proses fotosintesis terutama pada musim
kemarau.
Sinar matahari juga berpengaruh terhadap
pembentukan kuncup bunga. Sinar matahari yang cukup banyak akan
merangsang terbentuknya kuncup bunga. Tanaman kopi yang terkena sinar
matahari sepanjang tahun secara terus-menerus maka tanaman tersebut akan
membentuk bunga sepanjang tahun. Akibatnya tanaman kopi akan
menghasilkan bunga melebihi kemampuannya sehingga jumlah bunga yang
berhasil menjadi buah sedikit, selain itu mutu buah kopi juga rendah.
Tanaman kopi menghendaki sinar matahari
dalam jumlah banyak pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan
karena pada saat itu tanaman mulai menghasilkan kuncup bunga sehingga
perlu dirangsang oleh sinar matahari.
Tanaman kopi umumnya membutuhkan pohon
penaung. Untuk mengatur sinar matahari agar sampai pada tanaman kopi,
dilakukan dengan cara mengatur pohon penaung. Tanaman penaung diatur
agar tanaman kopi bisa tumbuh pada tempat yang teduh tetapi mendapatkan
sinar matahari yang cukup.
d. Angin
Angin berpengaruh terhadap jenis kopi
yang bersifat menyerbuk silang. Angin berperan membantu berpindahnya
serbuk sari dari tanaman kopi satu ke putik bunga kopi lain yang berbeda
klon, sehingga terjadi penyerbukan yang dapat menghasilkan buah.
Angin selain berpengaruh positif terhadap
tanaman kopi, terkadang angin juga berpengaruh negatif terhadap tanaman
kopi terutama bila angin kencang. Angin kencang dapat merusak tajuk
tanaman atau menggugurkan bunga kopi. Angin kencang pada musim kemarau
dapat mempercepat evapotranspirasi sehingga mengakibatkan tanaman kopi
kekeringan.
2. Tanah
Tanaman kopi menghendaki tanah yang
gembur, subur, dan kaya bahan organik. Perakaran tanaman kopi relatif
dangkal, sehingga peka terhadap lapisan-lapisan tanah paling atas.
Tanaman kopi memerlukan struktur tanah yang baik dengan kadar bahan
organik minimal 3%. Oleh karena itu, tanah di sekitar tanaman kopi
harus sering diberi pupuk organik agar subur dan gembur sehingga sistem
perakaran tanaman kopi akan tumbuh baik. Apabila drainase tanah kurang
baik, maka perakaran tanaman kopi akan menderita, sehingga pertumbuhan
tanaman akan kerdil dan kekuningan.
Tanaman kopi selain menghendaki tanah
yang gembur dan kaya bahan organik, tanaman kopi juga menghendaki
derajat keasaman tanah (pH) sekitar 5,5 – 6,5 tetapi faktor-faktor
yang lain juga memegang peranan penting. Bila pH tanah kurang dari
angka tersebut, tanaman kopi masih dapat tumbuh tetapi kurang bisa
menyerap beberapa unsur hara, sehingga perlu dilakukan pengapuran.
http://oxyge.wordpress.com
Dear,Import Dept,
BalasHapusDengan Hormat,
Perkenankan kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK adalah perusahaan Jasa Import Specialist dalam bidang Jasa Customs Clearance di Kepabeanan baik via Bandara maupun Pelabuhan di seluruh Nusantara.
Bersama ini kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK berminat untuk bermitra dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam bidang Jasa sebagai berikut :
1. Under name Import
2. Borongan Import
3. Custom Clearance
4. Door to Door, Port to Door, dari ke seluruh dunia
5. By Air or Sea (Local and International)
6. Untuk semua jenis barang termasuk Dangerous, Cargo atau Personal
7. Jasa EDI/PPJK
HS CODE JENIS BARANG
Bag VI (HS NO. 2801 s/d 3826) KIMIA
Bag VII (HS NO. 3901 s/d 4017) PLASTIK
Bag VIII (HS NO. 4101 s/d 4304) KULIT
Bag X (HS NO. 4701 s/d 4911) KERTAS
Bag XII (HS NO. 6401 s/d 6704)ALAS KAKI
Bag XIII (HS NO. 6801 s/d 7020) KACA
Bag XV (HS NO. 7201 s/d 8311) BESI BAJA
Bag XVI (HS NO. 8401 s/d 8548) MESIN
Bag XVII (HS NO. 8601 s/d 8908) KENDERAAN AIR
Bag XVIII(HS NO. 9001 s/d 9209) INSTRUMEN
Bag XX (HS NO. 9401 s/d 9619) BARANG HASIL PABRIK
Best regards,
ANDIKA
Sea & Air
Import
INTI Kargo / Jln. Dewi Sartika No. 148, Jakarta 13630 Indonesia
Email : andika.intikargo@gmail.com
T : 021 80878873
F : 622180878381
Hp : 082311424631,089616672822