Rabu, 16 Januari 2013

Berwisata di Tengah Kebun Kopi - Losari Coffee Plantation

Sebuah bangunan besar dengan bentuk arsitektur Belanda berdiri megah menyambut kehadiran para tamu. Sejenak kemudian setelah masuk ke ruangan tamu nuansa antik juga sangat terasa, relief-relief bangunan, meja kursi bahkan sampai dengan pesawat telepon tampak sekali sisa-sisa masa lalu yang penuh dengan kenangan zaman dulu. Di lain tempat berdiri megah vila-vila bernuansa klasik tapi dengan fasilitas modern tampak kontras sekali sebagai perpaduan masa lalu dan masa kini.
 
Aroma keteduhan dan keramahan sangat terasa ketika memasuki gerbang Losari Coffee Plantation yang menempati kawasan sekitar 20 Ha, dan terletak di Desa Losari-Grabag, Magelang Jawa Tengah. Di depan pintu masuk dua orang satpam telah menunggu kehadiran para pengunjung, dan siap membantu keperluan dan memberikan keterangan para tamu. Bentuk gerbang yang seperti kerajaan-kerajaan zaman dulu terlihat angkuh dan kokoh. Tidak terlalu jauh dari gerbang utama, berjalan kedalam dengan posisi naik 30 derajat, sebuah bangunan Belanda tersusun apik dan asri. Seakan-akan kita dibawa ke suasana zaman dulu yang tetap hadir di zaman kekinian. 
 
Nyamannya istirahat disini....
Nyamannya istirahat disini
Terlihat Indah Pemandangannya
Terlihat Indah Pemandangannya
Lorong jalan penghubung antar vila
Lorong jalan penghubung antar vila
View Indah yang lain
View Indah yang lain

Gerbang Utama ke Losari Coffee Plantation
Gerbang Utama ke Losari Coffee Plantation
Jalan-Jalan di Kebun Kopi
Jalan-Jalan di Kebun Kopi































































































Kerena lokasi yang sangat strategis, berada di disamping jalur utama Semarang-Jogja, satu jam dari Semarang, 2 jam dari bandara Adi Sucipto menjadikan tempat ini sebagai alternatif tempat wisata yang cukup menarik. Tempat ini dulunya hanyalah kebun kopi biasa yang kurang menarik, tapi karena sentuhan tangan dingin Gabriella Teggia seorang warga negara Italia, pada tahun 1991 tempat ini disulap menjadi sebuah tempat yang menggabungkan antara wisata agro, resort, spa dan dikalangan para turis manca negara ketempat ini bagaikan napak tilas ke masa lalu. Disebut napak tilas ke masa lalu karena selain menawarkan paket-paket wisata diatas juga ada tambahan paket tour keliling Ambarawa dengan kereta lokomotif untuk mengelilingi daerah sekitar, dimana jalur yang dilalui tidak berubah semenjak tahun 1800-an. Tarif yang dikenakan, untuk wisatawan dalam negeri memang tergolong cukup mahal, yaitu USD 35 / per orang, namun tidak dengan para wisman yang lebih menikmati suasana dan pelayanan. 

Untuk menginap diresort ini tergolong cukup mahal, misalnya saja untuk Plantation Villa kapasitas 2 orang per malam dikenakan biaya USD 200, termasuk antar jemput dari dan ke bandara, makan pagi, afternoon tea, dan tour ke perkebunan kopi. Untuk villa yang termahal adalah Bella Vista dengan kapasitas 10 orang dikenakan biaya USD 1280 / per malam. Charge tersebut biasanya hanya berlaku di hari-hari biasa, tidak di peak season, dan harga pada saat peak season akan naik sekitar 30%.

Walaupun bernuansa klasik, resort ini tergolong berfasilitas lumayan lengkap. Selain resort dengan jumlah 26 kamar, juga dilengkapi dengan wisata kebun kopinya, kemudian apotik hidup, vegetable garden, pembuatan gula aren, kolam renang, fitness centre, lapangan tenis bahkan sampai dengan meeting room dengan kapasitas 200-300 orang. Dari berbagai fasilitas yang tersedia, nampaknya wisata berkeliling kebun kopi sangat menarik sekali. Bagi para pengunjung yang tidak mau menginap diperbolehkan mengunjungi kebun dengan biaya Rp 90,000 / orang termasuk pemandu, minum coffee di plantation dan brsosur serta hadiah kopi 250 gm. 

Seorang pemandu yang ramah akan memandu perjalanan kita dikebun kopi. Ada empat jenis kopi yang ada di tempat ini, yang pertama adalah kopi Robusta. Kopi Robusta dapat tumbuh didaerah dengan ketinggian antara 0 - 2500 meter. Kopi Robusta sendiri berasal dari Afrika Selatan yang dibawa oleh Belanda pada zaman penjajahan dulu. Kopi ini sangat cocok tumbuh diaderah tropis dengan suhu antara 20-25 derajat celcius. Keistimewaan kopi ini, berbuah lebih banyak dibandingkan dengan kopi yang lain. Yang kedua adalah kopi Arabica, kopi ini dapat tumbuh diaderah berketinggian antara 1000 - 2500 meter.Buah kopi ini lebih sedikit dari kopi Robusta, namun untuk kualitas rasa lebih enak dari Robusta. Hampir sejenis dengan kopi Arabica adalah kopi ketiga yaitu kopi Librica dan kopi Java. Karena ada empat jenis kopi dan tiap jenis kopi panen di bulan yang berlainan menjadikan plantation ini berbuah hampir sepanjang tahun. Kopi Arabica akan panen di di bulan Juli, kopi Robusta dan Java panen di bulan Agustus dan kopi Librica panen di bulan September. 

Ditengah perkebunan kopi tersebut disediakan sebuah kedai kecil, dengan lokasi yang terletak diatas bukit, hingga sambil menikmati kopi asli kita dapat menikmati suasana asri yang tidak akan kita temukan ditempat lain. Di kedai tersebut kita dipersilahkan minum kopi sepuasnya dengan gratis, karena termasuk dalam paket perjalanan kunjungan ke kebun kopi. Disamping kedai kopi tersebut terdapat tempat pembuatan gula aren, jika kita ingin mencicipi minuman aren segar, tinggal minta dengan pemandu perjalanan kita. Masih dalam lingkungan kedai tersebut terdapat juga tempat pengembangbiakan jamur untuk dikonsumsi para pengunjung. Kebun sayur juga terletak tidak jauh dengan tempat tersebut, hasil dari kebun sayur tersebut dipergunakan untuk para tamu yang menginap resort. Dengan tarif yang lumayan mahal memang rata-rata pengunjung yang datang berasal dari mancanegara, sesuai dengan pendirinya yang berasal dari Italia, yang banyak berpromosi di Eropa. Tapi di hari-hari tertentu, misalnya Idul Fitri, Natal, Tahun baru biasanya wisatawan domestik hampir berimbang dengan wisatawan mancanegara. Sebagai bagian dari pelayanan dan kenyamanan para tamu, pengunjung dibatasi sampai dengan 23 kamar, sedang sisa 3 kamar dari 26 kamar yang tersedia biasanya dipergunakan sebagai buffer stock jika ada kamar yang rusak.

Menurut Pak Santo, koordinator guide Losari Coffee Plantation,"selain konsep wisata, tanggung jawab lingkungan dan tanggung jawab sosial tempat ini juga menjadi perhatian yang serius team manajemen". Memperkerjakan penduduk sekitar merupakan bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh manajemen, sehingga dengan hal tersebut sense of belonging penduduk tersebut terhadap plantation tinggi, dan artinya secara otomatis keamanan villa tersebut sangat terjaga. Benteng pertahanan plantation ini adalah penduduk sekitar, karena tidak ada tembok pemisah antara resort dan desa-desa disekitarnya. Reboisasi juga sangat diperhatikan sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan, untuk terus menjaga ekosistem supaya terjadi keseimbangan. Losari Coffee Plantation tentunya dapat menjadi alternatif tempat tujuan wisata yang menarik untuk disinggahi sesuai dengan tag-line nya ,"Your Home in Java".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar