Sabtu, 05 Mei 2012

Kopi Luwak PTPN XII Diminati Korea, 90% untuk Penuhi Dalam Negeri

Surabaya-Kopi Luwak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII semakin diminati pasar asing. Setelah Jepang, China, dan Eropa, kali ini market Korea kepincut  dengan kopi yang proses fermentasinya di perut luwak itu.



Sekretaris Perusahaan PTPN XII, Herry Purwanto, mengatakan market kopi luwak hingga saat ini masih dikuasai lokal. Artinya, 90% produksi kopi luwak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Ekspornya masih sangat sedikit. Tidak lebih dari 10%”, ungkap Herry akhir pekan lalu.

Dijelaskannya, kopi luwak PTPN XII diproduksi di sejumlah kebun. Diantaranya kebun Kalisat-Jampit dan Blawan, Bondowoso. Di kebun ini ada 600 ekor luwak yang siap memakan setiap biji kopi, lalu mengeluarkannya kembali bersamaan dengan kotorannya.

“Sementara ini kita belum ada rencana menambah jumlah luwaknya. Karena hewan ini sudah mulai sulit didapatkan. Makanya kita berupaya merawat yang sudah ada dengan sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Jika dibandingkan kopi Arabika yang banyak diproduksi PTPN XII, produksi kopi luwak sangat kecil jumlahnya. Setiap tahunnya tidak lebih dari 8 ton. “Karena jumlah luwak kita nggak begitu banyak, sehingga tidak bisa asal produksi,” tegasnya.

Untuk pasar lokal, Herry mengatakan jika kopi luwak diminati banyak kafe, restoran, maupun hotel berbintang. Mereka mengemasnya sendiri atau menjualnya dalam bentuk minuman (kopi) di outletnya masing-masing.

“Mereka mengambil bahan baku kopi luwak dari PTPN XII. Tapi kemasannya terserah mereka,” sambungnya.

Ia menambahkan, di pasar lokal kopi luwak dijual lebih murah, yakni Rp 1,3 juta per kilogram untuk kopi luwak mentah. Sementara untuk pasar luar negeri, PTPN XII menjualnya hingga Rp 1,9 juta per kilogram untuk kopi luwak yang sudah disangrai. “Kalau sudah matang atau tinggal seduh, harga per kilonya lebih mahal. Sekitar Rp 2 juta per kilogram,” jelasnya. (opi)

sumber : radarsurabaya/hil-n12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar