Sabtu, 05 Mei 2012

DPRD Kepahiang Belajar Kopi Luwak di PTPN XII

Surabaya-Sensasi kopi luwak sebagai kopi paling enak, terbaik, dan termahal di dunia masih mengundang rasa penasaran sejumlah pihak, tidak terkecuali para wakil rakyat. Sebanyak Sembilan orang anggota komisi II DPRD Kabupaten Kepahiang, Provinsi Riau, melakukan studi banding tentang kopi luwak di PTPN XII Surabaya.

Rombongan dewan yang dipimpin langsung oleh ketua komisi II, Zainal, diterima Direktur Produksi PTPN XII, Danu Rianto, Direktur Pemasaran dan Renbang, Sugeng Budi Raharjo, didampingi Kepala Bagian Tanaman, Sutrisno.

Menurut Zainal, studi banding ini dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam tentang seluk-beluk kopi luwak, mulai dari proses produksi, pengolahan, sampai ke pemasarannya. "Kami memilih belajar kopi luwak ke PTPN XII karena PTPN XII adalah ahlinya," ujar Zainal. "Kopi luwak produksi PTPN XII sudah terbukti kualitas citarasanya maupun cara pengolahannya," tambah Zainal.

Kabupaten Kepahiang sendiri, melalui Pemerintah Daerah setempat, saat ini mulai gencar membudidayakan kopi luwak. Di samping budidaya sengon dan buah naga.

Sementara itu, Danu Rianto menjelaskan kopi luwak adalah kopi pilihan yang diproduksi sangat terbatas, diolah secara khusus melalui fermentasi alami di perut luwak, dan harganya sangat mahal. "Di PTPN XII, kami memproduksi kopi luwak arabika dan robusta, di mana harga kopi luwak arabika lebih tinggi dibanding robusta," ujar Danu.

Saat ditanya jumlah produksi dan pasar kopi luwak PTPN XII, Sugeng Budi Raharjo, menjelaskan total produksi kopi luwak PTPN XII saat ini sebanyak 8 ton per tahun. Menurutnya, jumlah itu sudah jelas pasarnya, yakni 5 ton dibeli oleh 2 cafe kopi branded di Indonesia, sedangkan yang 3 ton dijual melalui cafe Rollaas, cafe milik PTPN XII sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar