Kamis, 17 Mei 2012

Commitment to Origins™



http://www.starbucks.co.id/en-US/_Social+Responsibility/Commitment+to+Origins.htm

Starbucks is taking important measures to help improve the lives of coffee farmers and protect the environment where they grow their beans.
We’ve examined many issues that farmers face, including economic challenges and environmental concerns. Commitment to OriginsTM is our way of helping coffee farmers address these challenges while sustaining their farms, being sensitive to the environment and meeting the highest-quality coffee standards.

Coffee and the importance of sustainability

 The coffee industry is made up of two distinct markets: commodity and specialty. 
Commodity-grade coffee is traded in a highly competitive market. For the last several years, a global oversupply of this coffee has kept prices depressed. During 2002, these prices reached all-time historic lows.
Prices for specialty-grade coffee (which is the only grade Starbucks buys) are almost always higher than those commanded by commodity-grade beans. To compare, in fiscal 2002 Starbucks paid an average price of $1.20 per pound against the commodity average price of $0.40-0.50 per pound. But the specialty market only makes up about 10% of total worldwide green coffee purchases.
At Starbucks, we are committed to paying fair prices for the coffee we buy. In addition to the higher prices we pay, we help farmers produce the highest-quality coffee beans in the world, in a manner that will sustain their farms and the industry as a whole.
Coffee farming, like any other business, must be economically feasible to ensure long-term sustainability. Starbucks believes the higher prices we pay helps farmers cover their production costs and better provide for their families. Although our overall purchasing impact may be relatively small, we’ve taken leadership steps to promote environmental and social stewardship in coffee-origin countries.

Coffee sourcing in origin countries

Because our continued success depends upon a long-term supply of quality coffee, Starbucks has initiated several efforts that encourage coffee sustainability while promoting environmental conservation.

Social investments in origin countries

As part of our ongoing commitment to the people and places where Starbucks coffee is grown, we’ve established partnerships with international nonprofit organizations that share our sustainability concerns. We also support community projects to improve the well-being of families in coffee-farming regions.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------


Starbucks mengambil langkah-langkah penting untuk membantu meningkatkan kehidupan petani kopi dan melindungi lingkungan di mana mereka tumbuh kacang mereka.
Kami telah memeriksa banyak isu bahwa petani wajah, termasuk tantangan ekonomi dan masalah lingkungan. Komitmen untuk OriginsTM adalah cara kami untuk membantu petani kopi mengatasi tantangan sementara mempertahankan pertanian mereka, peka terhadap lingkungan dan memenuhi standar kualitas tertinggi kopi.



Kopi dan pentingnya keberlanjutan

 
Industri kopi terdiri dari dua pasar yang berbeda: komoditas dan khusus.
Komoditi kelas kopi diperdagangkan dalam pasar yang sangat kompetitif. Selama beberapa tahun terakhir, kelebihan pasokan global dari kopi ini telah membuat harga tertekan. Selama tahun 2002, harga-harga mencapai semua waktu terendah dalam sejarah.
Harga untuk kelas khusus kopi (yang merupakan grade Starbucks membeli yang) hampir selalu lebih tinggi daripada yang diperintahkan oleh komoditas kelas kacang. Untuk membandingkan, pada tahun fiskal 2002 Starbucks membayar harga rata-rata $ 1,20 per pon terhadap harga rata-rata komoditas $ 0,40-0,50 per pon. Tetapi pasar khusus hanya membentuk sekitar 10% dari total pembelian kopi di seluruh dunia hijau.
Di Starbucks, kami berkomitmen untuk membayar harga yang adil untuk kopi yang kita beli. Selain harga yang lebih tinggi kita membayar, kita membantu petani menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi di dunia, dengan cara yang akan mempertahankan tanah pertanian mereka dan industri secara keseluruhan.
Pertanian kopi, seperti bisnis lain, harus layak secara ekonomi untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang. Starbucks yakin harga yang lebih tinggi kita membayar membantu petani menutupi biaya produksi mereka dan lebih baik menyediakan bagi keluarga mereka. Meskipun dampak pembelian kami secara keseluruhan mungkin relatif kecil, kami telah mengambil langkah-langkah kepemimpinan untuk mempromosikan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial dalam kopi asal negara.Kopi sumber di negara asal
Karena kesuksesan kami tergantung pada pasokan jangka panjang kualitas kopi, Starbucks telah memulai beberapa upaya yang mendorong keberlanjutan kopi sambil mempromosikan konservasi lingkungan.Sosial investasi di negara-negara asal
Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap orang dan tempat di mana kopi Starbucks tumbuh, kami telah membentuk kemitraan dengan organisasi nirlaba internasional yang memiliki keprihatinan keberlanjutan kami. Kami juga mendukung proyek-proyek masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di kopi pertanian daerah.

Coffee Purchasing

http://www.starbucks.co.id/en-US/_Social+Responsibility/_Social+Responsibilities/Coffee+Purchasing.htm


Starbucks engages in several purchasing practices designed to help ensure coffee farmers receive a fair price for their crops and contribute to a more sustainable coffee industry. Our strategies include:
  • Purchasing at outright prices

  • Building direct relationships with farmers

  • Signing long-term contracts

  • Building relationships with organizations such as Conservation International and Fairtrade Labelling Organizations International.



  •  

    Purchasing at outright prices

    By purchasing coffee at negotiated outright prices, independent of the prevailing market price for commodity-grade coffee, Starbucks can help provide stability and predictability for coffee sellers. We purchase the majority of our green coffee at outright prices – 74% in fiscal 2002.

    Building direct relationships with farmers

    One of our priorities is to establish more direct relationships with farms and co-ops we know and trust. Purchasing directly from farms, with the assistance of a third-party facilitator, delivers more of the purchase price to farmers. In fiscal 2002, 32% of our total green coffee supply was purchased through direct relationships at negotiated prices.

    Signing long-term contracts

    Given the current economic climate, farmers prefer to know they have buyers for future harvests and income they can count on. By signing long-term contracts with these farmers, Starbucks is able to ensure our future coffee supply – and at predictable prices for Starbucks and farmers – over several years. (The typical contract runs for three to five years.) In fiscal 2002, 36% of our total coffee supply was purchased through long-term contracts.




    Starbucks terlibat dalam praktik beli beberapa dirancang untuk membantu memastikan petani kopi menerima harga yang wajar untuk tanaman mereka dan berkontribusi pada industri kopi yang lebih berkelanjutan. Strategi kami meliputi:
    Pembelian dengan harga langsung
    Membangun hubungan langsung dengan petani
    Penandatanganan kontrak jangka panjang
    Membangun hubungan dengan organisasi seperti Conservation International dan Pelabelan Fairtrade Organisasi Internasional.




    Pembelian dengan harga langsung

    Dengan membeli kopi dengan harga langsung dinegosiasikan, tergantung pada harga pasar yang berlaku untuk komoditi-grade kopi, Starbucks dapat membantu memberikan stabilitas dan prediktabilitas untuk penjual kopi. Kami membeli mayoritas kopi hijau kami dengan harga langsung - 74% pada tahun 2002 fiskal.
    Membangun hubungan langsung dengan petani

    Salah satu prioritas kami adalah untuk membangun hubungan yang lebih langsung dengan peternakan dan koperasi kita kenal dan percaya. Pembelian langsung dari peternakan, dengan bantuan fasilitator pihak ketiga, memberikan lebih dari harga pembelian kepada petani. Pada tahun fiskal 2002, 32% dari pasokan kopi Total hijau kami dibeli melalui hubungan langsung dengan harga negosiasi.
    Penandatanganan kontrak jangka panjang

    Mengingat iklim ekonomi saat ini, petani lebih memilih untuk tahu bahwa mereka memiliki pembeli untuk panen masa depan dan pendapatan mereka dapat diandalkan. Dengan menandatangani kontrak jangka panjang dengan para petani ini, Starbucks mampu menjamin pasokan kopi masa depan kita - dan dengan harga yang diprediksi untuk Starbucks dan petani - selama beberapa tahun. (Kontrak khusus berjalan selama tiga sampai lima tahun.) Pada tahun fiskal 2002, 36% dari pasokan kopi total dibeli melalui kontrak jangka panjang.

    Our Environmental Mission Statement


    Starbucks is committed to a role of environmental leadership in all facets of the business. We will fulfill this mission by a commitment to:
  • Understanding environmental issues and sharing information with our partners (employees).

  • Developing innovative and flexible solutions to bring about change.

  • Striving to buy, sell and use environmentally friendly products.

  • Recognizing that fiscal responsibility is essential to our environmental future.

  • Measuring and monitoring our progress for each project.

  • Encouraging all partners to share in our mission.
  • Fair Trade Certified(SM) Coffee

    http://www.starbucks.co.id/en-US/_Social+Responsibility/_Social+Responsibilities/Fair+Trade+Certified+Coffee.htm

    Fair Trade CertifiedSM coffee is one of the ways that Starbucks fulfills that commitment.
    The Fair Trade movement is based on the same principles as our coffee purchasing standards: negotiating outright prices, engaging in long-term relationships, dealing directly with producers, investing in social and community projects, and protecting the environment. Our standards help ensure that all coffee farmers from whom we buy receive fair prices for their crops.


     

    Fair Trade CertifiedSM prices

    In the Fair Trade certification system, importers, roasters and retailers purchase coffee at favorable guaranteed prices from farmers who are registered with the Fairtrade Labelling Organizations International.
    To purchase Fair Trade CertifiedSM coffee, Starbucks pays a minimum of $1.26 (U.S.) per pound ($2.77 per kilogram) for non-organic green arabica coffee and $1.41 per pound ($3.10 per kilogram) for organic green arabica coffee.
    For all of its coffee, Starbucks pays premium prices that are substantially over and above the prevailing commodity-grade coffee price. In fiscal 2002, the commodity average price was $0.40-0.50 per pound. During that same time period, Starbucks paid an average verified price of $1.20 per pound, excluding freight, for green coffee purchased at outright prices.

    Bringing Fair Trade CertifiedSM coffee to the world

    Since forming an alliance with TransFair USA in April 2000, Starbucks has purchased nearly 2 million pounds of Fair Trade CertifiedSM coffee, including 1.1 million pounds in fiscal 2002. Our purchasess have increased steadily. Starbucks is licensed to sell Fair Trade CertifiedSM coffee in 17 countries, including Australia, Austria, Canada, China, Germany, Hong Kong, Japan, Korea, Malaysia, New Zealand, the Philippines, Spain, Switzerland, Taiwan, Thailand, the U.K. and the U.S.

    Working with Fair Trade farmers

    In July 2002, Starbucks, the Ford Foundation and Oxfam America announced a pilot project in collaboration with a large Fair Trade co-op in Oaxaca, Mexico. The goals of the project are to increase the supply of high-quality Fair Trade CertifiedSM coffee and enable the 16,000 participating farmers to earn premium prices for their crops.
    Starbucks and the Ford Foundation, a philanthropic organization that works to reduce poverty and promote international cooperation, each contributed $125,000 for the first year of the pilot project.
    Oxfam America, an organization dedicated to creating solutions to hunger, poverty and social injustice around the world, will work directly with farmers in the co-op on improvements to their post-harvest quality control techniques.
    By providing farmers with tools to improve their skills, and thus the quality of their coffee, we hope to increase their opportunities for self-sufficiency and sustainability.

     -------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Perdagangan kopi CertifiedSM Fair adalah salah satu cara bahwa Starbucks memenuhi komitmen tersebut.
    Gerakan Fair Trade didasarkan pada prinsip yang sama sebagai standar pembelian kita kopi: negosiasi harga langsung, terlibat dalam hubungan jangka panjang, berhubungan langsung dengan produsen, investasi dalam proyek-proyek sosial dan masyarakat, dan melindungi lingkungan. Standar kita membantu memastikan bahwa semua petani kopi dari siapa kita membeli menerima harga yang adil untuk tanaman mereka.



    CertifiedSM Dagang harga yang adil
    Dalam sistem sertifikasi Trade Fair, importir, roaster dan kopi pengecer pembelian dengan harga dijamin menguntungkan dari petani yang terdaftar dengan Organisasi Fairtrade Labelling International.
    Untuk membeli kopi Dagang CertifiedSM Fair, Starbucks membayar minimal $ 1,26 (AS) per pon ($ 2,77 per kilogram) untuk non-organik kopi arabika hijau dan $ 1,41 per pound ($ 3,10 per kilogram) untuk kopi arabika organik hijau.
    Untuk semua kopi nya, Starbucks membayar harga premium yang substansial atas dan di atas harga komoditas-grade kopi yang berlaku. Pada tahun fiskal 2002, harga rata-rata komoditas adalah $ 0,40-0,50 per pon. Selama periode waktu yang sama, Starbucks membayar harga diverifikasi rata-rata $ 1,20 per pon, tidak termasuk barang, untuk kopi hijau dibeli dengan harga langsung.Membawa kopi Trade Fair untuk CertifiedSM dunia
    Sejak membentuk aliansi dengan TransFair Amerika Serikat pada bulan April 2000, Starbucks telah membeli hampir 2 juta pon kopi CertifiedSM Fair Trade, termasuk 1,1 juta pon pada tahun 2002 fiskal. Purchasess kami telah terus meningkat. Starbucks adalah lisensi untuk menjual kopi Dagang CertifiedSM Fair di 17 negara, termasuk Australia, Austria, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand, Inggris dan ASBekerja dengan petani Fair Trade
    Pada Juli 2002, Starbucks, Ford Foundation dan Oxfam America mengumumkan sebuah proyek percontohan bekerja sama dengan Fair Trade besar koperasi di Oaxaca, Meksiko. Tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan pasokan berkualitas tinggi kopi CertifiedSM Fair Trade dan memungkinkan 16.000 petani yang berpartisipasi untuk mendapatkan harga premium untuk tanaman mereka.
    Starbucks dan Ford Foundation, sebuah organisasi filantropi yang bekerja untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kerjasama internasional, masing-masing menyumbangkan $ 125.000 untuk tahun pertama dari proyek percontohan.
    Oxfam Amerika, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk menciptakan solusi untuk ketidakadilan kelaparan, kemiskinan dan sosial di seluruh dunia, akan bekerja secara langsung dengan petani dalam op-co pada perbaikan pasca panen mereka teknik pengendalian mutu.
    Dengan memberikan petani dengan alat untuk meningkatkan keterampilan mereka, dan dengan demikian kualitas kopi mereka, kami berharap dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk swasembada dan keberlanjutan.

    Coffee Sourcing Guidelines

      http://www.starbucks.co.id/en-US/_Social+Responsibility/_Social+Responsibilities/Coffee+Sourcing+Guidelines.htm

    Coffee Sourcing Guidelines


    In November 2001, Starbucks introduced an unprecedented set of coffee sourcing guidelines to encourage the sustainable production of high-quality coffee.
    Developed with the support of Conservation International’s Center for Environmental Leadership in Business, the guidelines reward farmers and suppliers who meet important quality, environmental, social and economic criteria with financial incentives and preferred supplier status.
    Suppliers are required to submit an application to the program documenting their sustainable measures. The application must be verified by an independent third party and is subject to audit.

     
    Initial results


    Starbucks has received more than 90 applications to the program from coffee suppliers who are making sustainability a priority. These suppliers are making investments to conserve natural resources, add clean water technologies, improve social conditions, and reduce or eliminate the use of agro-chemicals.
    Starbucks has also been recognized by the coffee industry, non-governmental organizations and governments for pioneering this program. We plan to take what we have learned from the first year of the program and improve upon it – through independent verification, monitoring performance and gathering more feedback from growers, inspectors and external organizations.



     -------------------------------------------------------------------------------------------------------



    Kopi Sumber Pedoman

    Pada bulan November 2001, Starbucks memperkenalkan sebuah set belum pernah terjadi sebelumnya kopi sumber pedoman untuk mendorong produksi yang berkelanjutan berkualitas tinggi kopi.

    Dikembangkan dengan dukungan dari Balai Konservasi Internasional untuk Kepemimpinan Lingkungan Bisnis, pedoman menghargai petani dan pemasok yang memenuhi kualitas penting, lingkungan, kriteria sosial dan ekonomi dengan insentif keuangan dan status pemasok pilihan.

    Pemasok harus menyerahkan aplikasi untuk program mendokumentasikan tindakan berkelanjutan. Aplikasi ini harus diverifikasi oleh pihak ketiga yang independen dan tunduk pada audit.


    hasil awal

    Starbucks telah menerima lebih dari 90 aplikasi untuk program dari pemasok kopi yang membuat kesinambungan prioritas. Para pemasok yang melakukan investasi untuk melestarikan sumber daya alam, menambahkan teknologi air bersih, memperbaiki kondisi sosial, dan mengurangi atau menghilangkan penggunaan agro-kimia.

    Starbucks juga telah diakui oleh industri kopi, organisasi non-pemerintah dan pemerintah untuk merintis program ini. Kami berencana untuk mengambil apa yang telah kita pelajari dari tahun pertama program dan memperbaiki itu - melalui verifikasi independen, memantau kinerja dan mengumpulkan lebih banyak umpan balik dari petani, pengawas dan organisasi eksternal.

    Organic Coffee

    http://www.starbucks.co.id/en-US/_Social+Responsibility/_Social+Responsibilities/Organic+Coffee.htm\


    Organic coffee is grown without the use of synthetic pesticides, herbicides or chemical fertilizers. These growing practices help maintain a healthy environment and clean ground water. Once harvested, the coffee beans must be processed in organically certified mills and roasting facilities to be sold as certified organic.
    Many of the coffees we buy are grown using organic methods but are not certified as such. Official certification requires farms to submit to three years of soil testing, and annual testing thereafter, to verify they are using accepted organic farming practices.
    Starbucks has offered certified organic coffee since 2000. In fiscal 2002, we purchased over 1.7 million pounds (770,000 kilograms) of certified organic coffee.




    Kopi organik ditanam tanpa menggunakan sintetis, herbisida pestisida atau pupuk kimia. Praktek ini tumbuh membantu menjaga lingkungan yang sehat dan air tanah yang bersih. Setelah dipanen, biji kopi harus diproses di pabrik organik bersertifikat dan fasilitas pemanggangan untuk dijual sebagai bersertifikat organik.

    Banyak dari kita membeli kopi yang ditumbuhkan dengan metode organik tetapi tidak bersertifikat seperti itu. Sertifikasi resmi membutuhkan peternakan untuk menyerahkan tiga tahun pengujian tanah, dan pengujian tahunan sesudahnya, untuk memverifikasi mereka menggunakan diterima praktek pertanian organik.

    Starbucks telah menawarkan kopi organik bersertifikat sejak tahun 2000. Pada tahun fiskal 2002, kami membeli lebih dari 1,7 juta pound (770.000 kilogram) kopi organik bersertifikat.

    Minggu, 13 Mei 2012

    Pappa Coffee



    Pappa Coffee may be small in size; occupying a 5 x 4 meter rectangular space with a varnished wooden bar, it is very South Europeanesque. But since it was built three weeks ago, this small stall residing at Jalan Riau no.55, right across Halmahera Hospital, has started to get recognition from the coffee community from this “a thousand factory outlet” city.




    I’ve been communicating by phone several times with Geri Satya Wicaksana Syafwan (26), the owner of Pappa Coffee, who is currently busy hunting equipments for his coffee stall. “How about this machine? Is this a good grinder? What was your experience in using this brand?” are just some of the questions I was flooded with on our Bandung-Jakarta phone conversations. Last Tuesday, I escaped to Bandung with my daughter, Nona, and managed to stop by at Pappa Coffee, although unfortunately, we didn’t meet Geri. But it was enough seeing Geri’s determination in starting this business, judging by the  red Italian coffee machine and a distinctive grey grinder who were sitting prettily, contrasting the cozily spaced stall.



    In the corner, stand all kinds of equipment often seen and used at big cafés, and that’s what Pappa Coffee is about – the result of a collaboration between Geri and his wife, Sylvia Suharja (25), who has voluntarily dived into the coffee world, thanks to Geri’s relentless influence.
    This is the second coffee house owned by Geri, after opening a similar place a year ago called The Ranch; a horse-riding ranch facility for children in Lembang. In this ranch, Geri gives a knowledgeable program about coffee planting for children, which he hopes will continue on in the future. Ever since the beginning, Pappa Coffee has been producing and roasting its own coffee, a step that is definitely recommended in improving the coffee flavour, offering a distinguished taste that no other cafés can provide. Today, Pappa Coffee has added the festivity of Bandung’s special coffee community, and I’m waiting for this stall to be operating 24/7 on the weekends, so the all-nighters in Bandung (including me), can enjoy Bandung in all its serenity.

    Pappa Coffee :
    Opens daily from 10 am – 9 pm.
    Menu and prices : iced or hot coffee and chocolate, from Rp. 15 – 25000
    Address: Jl. Riau 55 Bandung

    _________________________________________


    Bahasa Indonesia

    Pappa Coffee boleh saja berukuran kedai kopi kecil yang hanya sepenggal kotak berukuran 5×4 meter yang bar-nya terbuat dari kayu yang dipoles vernis mengkilat, gaya dapur Eropa Utara. Tapi keberadaanya di jalan Riau no.55 55 persis di depan RS Halmahera yang baru berumur tiga minggu bukan hanya mulai dikenali komunitas kopi, tapi juga pelancong di kota seribu factory outlet ini.

    Sebetulnya saya sudah beberapa kali berkomunikasi telepon dengan Geri Satya Wicaksana Syafwan (26 tahun), pemilik Pappa Coffee saat ia tengah sibuk mencari peralatan untuk warung kopinya. Mesin ini bagaimana ? grinder ini bagus nggak ? Apa pengalaman menggunakan merek ini ? Begitu kira-kira obrolan telepon Bandung-Jakarta.

    Selasa minggu tadi saat melancong ke Bandung saya menyempatkan mampir dengan anak saya Nona walau memang tak beruntung bertemu dengan sang pemilik Pappa Coffee. Tapi rasanya sudah cukup melihat keseriusan Geri yang sudah mengakuisisi mesin kopi berwarna merah dari Italia dan alat penggiling kopi berwarna abu-abu terlepas dari ukuran tempat usahanya yang kecil.
    Sudut kopi di halaman outlet dengan peralatan sekaliber cafe besar, itulah Pappa Coffee hasil kolaborasi dengan sang calon istri Sylvia Suharja (25 tahun) yang telah secara “sukarela” berkiprah di dunia kopi akibat “racun”  manjur dari Geri.

    Ini warung kopi kedua yang dimiliki oleh Geri setelah setahun sebelumnya membuka ruang yang sama di The Ranch, sarana berkuda dan edukasi bagi anak-anak di kawasan Lembang. Di taman permainan ini Geri pernah memberikan program pengetahuan tentang tanaman kopi bagi anak-anak yang diharapkan akan segera berlanjut di waktu yang akan datang.

    Sejak berdiri Pappa Coffee memproduksi sendiri kopi hasil “gorengan” mereka, sebuah langkah yang selalu dianjurkan dalam upaya mengembangkan rasa kopi yang lebih punya “roh” cafe yang bersangkutan. Kini Pappa Coffee sudah meramaikan keberadaan kopi spesial di kota Bandung dan saya menunggu warung kopi ini buka 24 jam di akhir pekan agar kegiatan “ngalong” orang Bandung seperti saya lebih lebih syahdu dengan secangkir kopi panas.

    Kapal Selam (Submarine) Coffee


    Image 1: The coffee grinder that has faithfully served the customers for decades at Kapal Selam coffee in Bandung.

    Every morning of her life, my late mother always brewed a cup of this distinctively fragrant coffee for my father, and the scent has been imprinted in my memory in such a way, even now. That was the moment when I first smelt the magic aroma of coffee and I’m sure many of you have similar upbringings or have been raised in similar states like I did. As time passes, I found out later that Kapal Selam (Red. Submarine) coffee is a brand of coffee that was brewed by my mother; a local brand that doesn’t have as many fans as Lion Bulan coffee in Bogor or Bis Kota coffee in Jakarta.



    Image 1: I call it “The Beast.” – a commercial grinder made in China, an extremely fast and consistent-resulted grinder.

    Funny thing is, I just found out that the location of Kapal Selam coffee is actually not far from my residence in Bandung, exactly at Jalan Pasar Barat 42, or you can easily find it behind Pasar Baru, at Jalan Otto Iskandardinata. It’s almost as old as Aroma coffee which has been operated since the 1930s, so has Kapal Selam coffee, which now has reached its second generation.
    So why is it called Kapal Selam (Red. Submarine)? According to Chandra Julianto or Tjan Kwang Nyan, his parents named it by chance, when the second World War broke out and one of the popular warfare equipment used at that time was the submarine. As you enter the eight square wide shop which is is equipped with an ancient, soon-to-retired coffee grinder that works perfectly fine, you will see several variants of coffee from Pangalengan, Java, Lampung, Toraja as well as Luwak coffee, that are available at this store, both in arabica and robusta. Interestingly, although the shop is not as busy as it used to be in the 70′s and 80′s, Kapal Selam still has its regular customers, both individuals or café owners, that contribute to its presence to survive today.


    Image 2: Chandra Julianto is sorting the Luwak coffee obtained from Pangalengan, West Java.

    That afternoon Kapal Selam coffee was still busy serving their customers who came one at a time. Some of them chose coffee which was mixed with corn and had a tastier flavor with the advantage of a much cheaper price. But many also bought Arabica coffee in larger amounts, usually a kilogram, which was priced below one hundred thousand rupiah. For roasting matters alone, they do not do it in the store, but in a separate place at Jalan Wiria which is still in the direction along Jalan Iskandardinata Otto to Tegalega.


    Image 3: They withstand because of their customers who have faithfully been consuming Kapal Selam coffee for years. Several cafés in Bandung also buy their coffee here.

    I’m sure every city in Indonesia must have a special coffee shop which still holds up until today, and as coffee enthusiasts, you certainly must have similar experience with me. Sutisna, for example, whom I have known since the ’80s, back then when my mother sent me to the Anyar traditional market at Jalan Astanaanyar for grocery shopping.


    Image 4: Sutisna, a coffee seller at Anyar traditional market, Bandung.

    Sutisna, who has been selling coffee at Anyar traditional market for nearly half of his life started donning his
    special safari suit right when he saw me pulling my camera out. On and on he told me stories after stories about how people can simply get so addicted to coffee, based on his experiences with his customers. I can’t help  but agreeing right away, and an anonymous poem about coffee which was published in London, in 1674, seems appropriate to end this article:
    that Grave and Wholesome Liquor,
    that heals the Stomach, makes the Genius quicker,
    Relieves the Memory, revives the Sad,
    and cheers the Spirits, without making Mad.
    So, what coffee is famous in the city where you grew up?
    * * * *

    Kopi Kapal Selam

    Setiap pagi selama hidupnya Ibu saya (alm) secara rutin selalu menyeduhkan segelas kopi untuk ayah saya dengan aroma khas. Wangi kopi tersebut sudah terpatri sedemikian rupa  dalam ingatan saya, pun hingga sekarang. Itulah momen perkenalan pertama saya dengan aroma kopi dan saya yakin banyak di antara pembaca yang punya upbringing atau dibesarkan dalam suasana yang sedikit mirip dengan apa yang saya alami. Seiring dengan waktu saya kemudian mengetahui bahwa “Kapal Selam” adalah merek kopi yang dikonsumsi setiap hari, sebuah cap lokal walau penggemarnya tidak sefanatik kopi Lion Bulan di Bogor atau mungkin Kopi Bis Kota di Jakarta.

    Lucunya saya baru saja tahu kalau lokasi kopi Kapal Selam ternyata tak jauh dari kediaman saya di kota Bandung tepatnya di Jalan Pasar Barat 42, atau untuk lebih mudahnya berada di belakang Pasar Baru, jl. Otto Iskandardinata. Hampir seusia dengan kopi Aroma yang mulai berjualan kopi sejak tahun 1930an, demikian juga Kapal Selam yang hingga sekarang telah mencapai generasi kedua.

    Lalu mengapa namanya kopi Kapal Selam ? Menurut Chandra Julianto atau Tjan Kwang Nyan, orang tua mereka menamainya secara kebetulan saat meletus PD ke-2 dan salah satu perangkat perang yang populer waktu itu adalah kapal selam. Bila Anda memasuki tokonya yang ukup luas dengan lebar sekitar 8 meter dan dilengkapi dengan beberapa alat penggiling kopi yang sudah tampak tua tapi masih tetap berfungsi dengan baik. Beberapa varian kopi seperti dari Pangalengan, Jawa, Lampung, Toraja, dan luwak tersedia di toko ini, baik arabika maupun robusta. Menariknya, walau jumlah pengunjung tak seramai tahun 70 dan 80an, Kapal Selam tetap punya pelanggan tetap, baik perorangan maupun untuk cafe yang membuat keberadaannya terus bertahan hingga sekarang.

    Sore itu toko kopi kapal Selam masih terus melayani para pelanggan mereka yang datang satu per satu. Beberapa di antaranya memilih kopi yang dicampur jagung dengan rasa yang lebih “gurih” dan tentu saja harga yang jauh lebih murah. Tapi banyak juga yang memesan kopi jenis arabika dengan harga per kilogram masih di bawah seratus ribu rupiah. Untuk urusan “menggoreng” kopi, mereka tidak melakukannya di toko, tapi di sebuah tempat terpisah di Jalan Wiria yang masih berada di sepanjang jalan Otto Iskandardinata arah ke Tegalega.

    Saya yakin setiap kota di Indonesia pasti punya toko kopi khas yang masih tetap bertahan terus hingga sekarang dan Anda tentu punya pengalaman yang sama dengan saya. Contohnya saja Sutisna yang sudah saya kenal sejak tahun 80an kalau ditugaskan oleh ibu saja berbelanja ke Pasar Anyar yang berlokasi di jalan Astanaanyar.

    Sutisna yang sudah hampir separuh hidupnya berjualan kopi di pasar segera mengenakan baju safari kebanggaannya saat saya mulai mengeluarkan kamera. Sambil tak habis ia bercerita yang intinya bagaimana orang sulit terlepas dari minuman kopi berdasarkan pengalamannya berinteraksi entah dengan berapa banyak langganannya. Saya tentu mengamini pendapatnya dan  sebuah puisi anonimus tentang kopi yang terbit di London tahun 1674 sepertinya cocok untuk menutup artikel ini :
    that Grave and Wholesome Liquor,
    that heals the Stomach, makes the Genius quicker,
    Relieves the Memory, revives the Sad,
    and cheers the Spirits, without making Mad.
    Jadi kopi apa yang terkenal di kota tempat Anda dibesarkan  ?
    * * * *




    Image 5: Remains faithful selling coffee since the 70s in the same exact location; accompanied with a grinder that often times refuses to work because of its age.

    Image 6: “The Old Companion” When operated, this decades-old coffee grinder makes a sound similar to a steam train.

    Kopi Q Bandung

    Di bulan yang sama sekitar dua tahun yang lalu Dian Wirawan (32) tengah memperhatikan mesin espresso kecilnya menaikan temeperatur boiler yang hanya berkapasitas kurang dari 0.5 liter. Baristanya harus menunggu beberapa saat sebelum mesin ini siap menjalankan tugasnya membuihkan susu dan pelanggan diminta untuk sabar menunggu apalagi saat pesanan datang bersamaan. Itu suasana keseharian di Kopi Q yang berlokasi di kawasan jalan Pasirkaliki Bandung saat Dian masih menggoreng kopi, juga dengan Gene Cafe. Tapi kini Kopi Q sudah jauh berkembang cukup pesat walau sang pemilik kadang kehilangan romantisme mesin roasting kecilnya.




    Selangkah demi selangkah Bandung terus melahirkan roaster yang berkecimpung dalam dunia kopi spesial dan kota tempat saya dibesarkan ini sepertinya terus ngebut mengejar perkembangan kopi seperti di Jakarta. Kini mesin kopi legendarisnya sudah diistirahatkan serta diganti merek ternama dari kota Florence berikut sebuah mesin roasting buatan Jerman yang berkapasitas lima kilogram, baru saya selesai dipasang beberapa bulan lalu.
    Dian masih harus menyesuaikan diri dengan mainan barunya dan tengah mengupayakan racikan yang pas di lidah pengunjung kedai kopinya. Ia mengakui betapa tak mudah mengoperasikan mesin roasting ini setelah sekian lama bergelut dengan Gene Cafe sejak awal perkenalannya dengan goreng menggoreng kopi. Tapi Dian optimis jika dalam waktu beberapa bulan kedepan ia akan segera akrab dengan prilaku mesin roasting yang harganya ratusan juta ini untuk melahirkan beberapa racikan atau blend andalan yang sekarang saja sudah mulai banyak dipesan.



    Mengapa menggunakan merek mahal ? Ia enggan menjawab dan hanya tersenyum di lokasi cafe-nya yang baru saja buka di Komplek Mekarwangi, Bandung Selatan. Coba bayangkan, sebuah cafe yang jika di Bandung biasanya berada di tempat keramaian yang selalu terpusat di bagian Utara, tapi Kopi Q justru sedikit nekat membukanya di komplek perumahan relatif kecil yang tentu jarang dilirik pebisnis gaya hidup. Tapi “perjudiannya” tak meleset jauh dari perkiraan dan Kopi Q sudah menjadi salah satu tempat yang cukup banyak dikunjungi di kawasan ini.
    Kiprah Dian tidak terbatas di kota Bandung, bersama rekan bisnisnya ia berani berekspansi hingga ke kota Makasar dan menjadikan ramuan “kopi susunya” sebagai menu terfavorit di kota ini.



    Tentunya masih banyak rencana besar yang akan dilakukan oleh Kopi Q, tapi buat dunia kopi Indonesia, apa yang sudah dilakukan oleh Dian  tentu membawa optimisme akan arah positif industri ini khususnya di kota Bandung.

    Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Kopi Q di Mekarwangi tinggal keluar toll Mohamad Toha, belok kiri dan sekitar 500 meter tepat di depan stasiun pengisian bensin komplek ini berada. Tinggal lurus dan kurang dari 1 km lokasi Kopi sudah terlihat di sebelah kiri.
    Demikian laporan dari Bandung . . . over to you.


    Sabtu, 05 Mei 2012

    Coffee Combi - Bandung




    Di sebuah mobil Volswagen Combi tahun 1973 yang parkir di komplek kampus ITB, jalan Ganeca Bandung, Rahadika WN, mahasiswa Manajemen Komunikasi Unpad membuka kedai kopi uniknya setiap hari. Combi miliknya dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan tempat usaha yang baru dibuka sejak akhir tahun 2011. Karena berada di sekitaran kampus ITB, Dika tidak mematok harga tinggi, cukup merogoh kocek maksimal 15 ribu untuk berbagai menu kopi di sini.  Bersama beberapa rekan dari bandung saya berkunjung ke Coffee Combi di kawasan yang menjadi salah satu pusat keramaian di kota Bandung terutama pada akhir pekan.




    Menjadikan mobil untuk usaha bukan hal yang baru,  tapi ini kali pertama saya mendatangi VW Combi yang disulap untuk dijadikan kedai kopi yang kebetulan pernah diliput untuk acara Coffee Story dengan host Adi W. Taropertajeka. Bagi Anda yang bukan penduduk Bandung, tidak usah khawatir karena lokasi Coffee Combi terletak di depan pintu 3 kampus ITB di jalan Ganeca, kawasan Juanda yang banyak bertebaran factory outlet. Buka setiap hari dari pagi hingga jam 7 malam, kecuali Minggu hanya dibatasi sampai jam 3 sore.

    Di dalam mobil, Coffee Combi dilengkapi dengan mesin espresso tipe BTC (bean to cup) atau super otomatis dan fungsikan melalui sebuah genset untuk daya listriknya. Walau modal tak terlalu besar, Dika selalu mengusahakan bahan terbaik, termasuk sirup dari sebuah merek ternama. Dibantu oleh dua orang rekan kerja atau tepatnya barista yang melayani para pembeli terutama ditujukan untuk pasar mahasiswa. Jangan anggap enteng omzet mereka,  saat ramai, Coffee Combi bisa menyajikan hingga puluhan cangkir per hari.



    Tentu usaha mereka pada awalnya tidaklah semulus yang diperkirakan, apalagi kopi adalah sajian yang cukup “aneh” di tengah banyaknya para banyak pedagang makanan pinggir jalan di kawasan kampus ITB. Tapi lama-kelamaan, para mahasiswa mulai tertarik dan mencoba termasuk promosi dari mulut ke mulut, Coffee Combi mulai banyak dikenal oleh publik kota yang semakin macet ini. Rencananya mereka malah akan segera membuka cabang lagi bila ada tempat permanen sehingga VW Combi antiknya tak terlalu kelelahan mengangkut genset yang maha berat itu.

    Kreativitas tak mengenal batas bukan ? Ide unik Coffee Combi sungguh sangat menyegarkan saat kopi pun bisa disajikan dari sebuah jenis mobil yang punya banyak penggemar fanatik di kota Bandung. Demikian sekilas info kedai kopi super unik di kota Bandung yang saya sambangi tadi siang bersama para sohib Andy Kho, Chandra Kurnia, Hendrik Lukmana, serta Hendri Kurniawan.


     























    Kontak - Coffee Combi

    http://www.facebook.com/pages/Coffee-Combi/274564329259081

    Tentang

    Coffee Shop Mobile--> We Give Coffee Experience To You
    Keterangan
    We're 1st Coffee Shop Mobile in Bandung. Established since November 2011

    Info Umum

    Bergabung dengan Facebook18/12/2011

    LokasiBandung, Bandung, Indonesia 16157

    Jam Kerja
    Sen - Sab:10:00-19:00
    Min:6:00-15:00

    Keahlian
    Kopi

    Info Kontak

    Telepon085693244884 - 081381000527

    Emailcoffeecombi@yahoo.com


    Coffee Combi Antarkan Mahasiswa Mankom Fikom Unpad Juara II di IPB Business Plan Competition

    Ayu Dewi Fatimah
    Rahadika Widya Nugraha
    Moch. Giska Prawira


    [Unpad.ac.id, 13/10/2011] Ide bisnis kreatif disertai strategi komunikasi pemasaran yang efektif membuat tiga mahasiswa Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad angkatan 2008 ini meraih prestasi di ajang IPB Business Plan Competition (IBC). Ketiga mahasiswa ini adalah Ayu Dewi Fatimah, Rahadika Widya Nugraha, dan Moch. Giska Prawira. Mereka meraih juara II dalam kompetisi yang digelar Institut Pertanian Bogor ini, dengan ide bisnis mereka memasarkan “Coffee Combi”.


    Tiga mahasiswa Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad angkatan 2008 yang meraih prestasi di IPB Business Plan Competition *

    Coffee Combi adalah merk dagang yang mereka pakai dalam menjual produk mereka, yaitu aneka minuman kopi yang dijual dalam mobil VW Combi. Rencananya, VW Combi ini akan membantu mobilitas mereka untuk “menjemput bola” atau mendatangi langsung konsumen di beberapa lokasi di Bandung. Dengan Coffee Combi , ketiga mahasiswa ini ingin memberikan pengalaman baru pada konsumennya dalam menikmati kopi. Para konsumen bukan hanya dapat menikmati lezatnya kopi racikan khas Coffee Combi, tetapi juga dapat melihat cara pembuatan kopi secara langsung di dalam VW COmbi. Hal ini sesuai dengan tagline yang mereka angkat “We Give Coffee Experience to You”.

    “Dengan tagline itu, yang ingin kita sampaikan bahwa si konsumen akan mendapatkan pengalaman yang lebih ketika membeli kopi dari kita. Selain mobilitas, konsumen juga dapat melihat pembuatannya secara langsung, karena kita kan gak pakai kopi instan, tapi dari biji kopi yang diolah langsung di dalam mobil itu, jadi fresh,” jelas Ayu saat ditemui di ruang Unpad News and Information Center (UNIC), Gedung 1 Lantai 1, kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, (12/10).

    Mengapa harus VW Combi? Mereka sepakat bahwa keunikan mobil tua asal Jerman ini akan memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. “Lebih dari sisi keunikan, khas. Siapa tahu dengan ingat mobil Combi jadi ingat Coffee Combi,” ujar Ayu.

    Kompetisi IBC ini merupakan salah satu rangkaian the 2nd Extravaganza yang diikuti oleh sekira 50 tim di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ayu dan kawan-kawan berhasil menjadi satu-satunya finalis perwakilan Unpad, yang berkesempatan mempresentasikan proposalnya di hadapan juri pada Sabtu (8/10) lalu. Pengumuman pemenang sendiri dilakukan pada puncak acara, yaitu Minggu (9/10).

    Ide bisnis ini memang sudah lama mereka rencanakan dan akan segera terealisasikan, bukan hanya sekadar business plan dalam rangka mengikuti kompetisi saja. Mereka mengaku, bahwa sudah sejak lama tertarik di dunia bisnis. Ilmu marketing komunikasi yang mereka dapat di bangku kuliah pun semakin menambah kecintaan terhadap dunia bisnis. Ilmu ini kemudian mereka terapkan dalam business plan yang mereka buat, selain juga melihat berbagai perkembangan dari dunia marketing.

    “Juri juga kelihatannya optimis dengan bisnis ini, mencolok, menarik perhatian, dan dapat diterima. Tingkat kemungkinan direalisasikannya tinggi dengan segala resiko yang ada. Kalau idenya kreatif tapi konsumen gak senang dan gak mendatangkan keuntungan kan percuma,” ujar Rahadika, yang mengaku sudah beberapa kali mengikuti kompetisi serupa.

    Sesuai dengan target pasar mereka, yaitu mahasiswa, mereka menarik awareness dari pelanggan dengan melakukan strategi promosi di radio (iklan dan talkshow), serta menggelar live music di lokasi tetap mereka, yakni Jln. Sultan Agung Bandung. Selanjutnya, hal yang dilakukan dalam menjaga customer relationship adalah dengan memanfaatkan media sosial, seperti facebook, twitter, dan sebagainya. Mereka dapat terus menjaga komunikasi dengan konsumen, seperti jadwal lokasi penjualan, menampung saran, dan keluhan konsumen melalui media sosial.

    “Sekarang kalau menurut saya dunia marketing komunikasi itu dinamis, gak cuma teori aja yang harus kita aplikasikan, tapi dari realita yang ada malah bisa jadi teori. Seperti twitter, kan gak ada yang nyangka twitter bisa jadi media untuk marketing. Kalau sekarang kan hebohnya lewat social media ketimbang billboard, poster, flyer, yang sudah kurang efektif,” ujar Ayu.

    Selain untuk menambah ilmu dan pengalaman, kompetisi ini mereka ikuti juga untuk menguji kemampuan mereka dalam mengelola bisnis, serta menambah relasi. Kedepannya, mereka berharap akan ada lebih banyak lagi mahasiswa Unpad yang meraih prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. *

    Desain Unik Kedai Kopi di Jepang





    Berpusat di Seattle, Starbuck memang telah berhasil mendunia dan merubah cara orang menikmati kopi. Desain standar kedai kopi tersebut memang hanya berciri sebuah kafe. Namun, salah satu outlet cabang Starbuck yang buka di Jepang seperti ingin mendobrak aturan desain tata ruang standar Starbuck itu sendiri.

    Seperti dilansir dari dailymail, interior outlet cabang Starbuck tersebut dipenuhi dengan potongan kayu yang menyerupai cabang pohon di hutan. Gaya ini dimaksudkan oleh sang arsitek untuk menyesuaikan dengan lingkungan kuno dan kuil Dazaifu Tenmangu di sekitar kedai kopi tersebut. Kuil Dazaifu Tenmangu sendiri adalah sebuah kuil Shinto yang dominan dengan struktur kayu.

    Kengo Kuma, sang arsitek tak ingin adanya Starbuck di sana membuat lingkungan yang tenang di sekitarnya menjadi berubah. Hampir seluruh perabot dalam kedai kopi tersebut dibuat dari kayu. Mulai dari bingkai gambar, sampai meja. Seluruh ruangan dipenuhi oleh potongan kayu yang dipertahankan warna aslinya.

    Meski tampil eksentrik bukan berarti outlet tersebut bebas dari kritik. Beberapa kritik mengenai desain penuh kayu itu menyebut kalau sekilas outlet Starbuck itu lebih mirip sebuah bangunan yang belum selesai dibangun alias belum jadi. Pasalnya, semua potongan kayu yang tersusun di seluruh ruangan tidak memiliki fungsi apapun.

    Jika tidak karena logo hijau Starbuck yang tergantung, serta tulisan di depan pintu masuk, maka tidak ada yang tahu bahwa itu sebenarnya adalah sebuah outlet kopi Starbuck.[ris]

    AGROMANIA 2012

    Pelatihan Cara Memulai Ekspor di Bid. Agrobisnis

    Setelah sukses mengadakan acara Pelatihan Ekspor Agrobisnis angkatan ke-1, ke-2, dan ke-3, dan ke 4, Agromania bekerjasama dengan PPEI Kementerian Perdagangan RI kembali akan mengadakan acara dengan tajuk yang sama (angkatan ke-5).
    Acara bersertifikat serta bergaransi resmi yang akan diadakan tanggal 17 - 19 Februari 2012 di Gedung PPEI ini adalah pelatihan cara memulai ekspor yang diramu sedemikian rupa agar pesertanya benar2 sukses dalam waktu yang sangat singkat. Inilah pelatihan ekspor yang benar2 kami garansikan dan rekomendasikan untuk Anda. Mengapa? Silahkan simak rincian yang akan Anda dapatkan dari pelatihan ini:

    -ANDA akan dibimbing langsung oleh pengajar2 yang berpengalaman di bidang ekspor agrobisnis.
    - ANDA akan mendapat bimbingan berkelanjutan (setelah pelatihan) hingga benar2 dapat melakukan ekspor sendiri.
    - ANDA dapat terus berkonsultasi via telepon dengan pembimbing setiap saat kapan dan di manapun Anda inginkan.
    - ANDA akan terus dikawal dalam berbagai kegiatan ekspor hingga terhindar dari berbagai ragam penipuan yang sering terjadi di bidang ekspor.
    - ANDA nantinya akan diperkenalkan kepada pasar dan dipertemukan dengan buyer yang sesuai dengan bidang agrobisnis yang ANDA tekuni.
    - ANDA akan diundang resmi dalam berbagai acara bisnis (pameran, temu buyer, seminar, dll) yang diadakan atau terkait dengan PPEI Kementerian Perdagangan.
    - ANDA mendapat kesempatan memajang produk/komoditi Anda secara gratis di katalog produk yang akan dipublikasikan ke para buyer di seluruh dunia.
    - ANDA akan mendapatkan sertifikat resmi yang sekaligus bisa menjadi bekal dan pegangan dalam melakukan aktivitas ekspor.

    INVESTASI :
    Rp 3.200.000,- (Tiga Juta Dua Ratus Ribu Rupiah)
    *Anggota ABC (Agromania Business Club) diskon 10% (membawa 1 orang)

    EARLY BIRD:
    Pembayaran sebelum 9 Januari 2012 diskon 25% = Rp 2.400.000,-
    Pembayaran sebelum 16 Januari 2012 diskon 20% = Rp 2.560.000,-
    Pembayaran sebelum 23 Januari 2012 diskon 15% = Rp 2.720.000,-
    Pembayaran sebelum 30 Januari 2012 diskon 10% = Rp 2.880.000,-
    Pembayaran sebelum 6 Februari 2012 diskon 5% = Rp 3.040.000,-

    PERHATIAN: Jumlah Peserta Dibatasi. Agar tidak kehabisan tempat seperti banyak dialami peminat di angkatan2 sebelumnya, kami anjurkan agar Anda segera mendaftar pada kesempatan pertama! Selain pembayarannya bisa jauh lebih murah, Anda juga akan mendapat prioritas tempat utama. Bila jumlah peserta sudah mencapai target, pendaftaran akan langsung kami tutup tanpa pemberitahuan.

     
    AGROMANIA
    Online & Terpercaya Sejak 1 Agustus 2000 SEKRETARIAT: Jl. Jambu No.53, Pejaten Barat 2, Jaksel 12510
    Telp/Fax: ( 0 2 1 ) 7 1 9 9 6 6 0
    Email: infokita2@yahoo.co.id
    SMS: 0 8 1 1 1 8 5 9 2 9

    Wisata Kuliner Jajanan : Lucu banget minum kopi ala Coffee Combi ini :) ada menu unik kopi dengan aroma matcha khas Jepang!

    Hepi berat waktu nemu sebuah tempat ngopi yang unik banget... namanya Coffee Combi .. denger nama belakangnya aja dah bikin penasaran, emang nih kopi jualannya emang pake mobil Combi yg jadoel namun eksentrik..hihihi.. tempatnya ada di seberang pintu keluar parkir ITB...

    liat nihhhh unik banget kan :)

    Nanya2 ke petugasnya... si Coffee Combi ini buka dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam kecuali hari jumat jangan cari mereka ya karena mereka tutup.. 

    bisa ngopi2 sambil pacaran nih hehehehe...
    Ok, now let’s try menu at there.. disini kita bakalan nemuin berbagai jenis minuman mulai dari kopi, chocolate, frappe, atau yg di Blend..hmm nampak seger yaa!!

    Combicinno web chocolate
    Model coklat web di atas krim nya..hmmm...


    Greentea matcha frappe

    Paling pas di minum kala mendung-mendung mau ujan gitu... bagi yg gak begitu suka kopi nih cocok bgtt coz rasanya emang berasa coklat bgtt...hmm..nikmat dah!! Now try another drinks si Green tea matcha (atas).. wahhh co cwiit :)

    Wuihhh ini minuman yg paling favorite disini banyak mahasiswi (koq gw perhatiin nya mahasiswinya doank ya :D :D) yg pada pesen ini.. bukan sembarang greentea blend biasa nih, tapi ada aroma dari daun matcha yg konon berasal dari jepang...tuh kan makin penasaran aja kan..porsinya yg lumayan bisa buat nemenin kalian kuliah di kelas hehehe.. oh iya ada satu lagi yg ga boleh kelewat kalo nongkrong disini, nih musti di coba...
      

    Muffin yg lucu dan uenaakkk!!


    Ada 4 rasa yg sering ada yakni coklat, keju, krim, dan strawberry...di jamin kenyang...harganya 4rb aja,,, gak bikin kantong bolong lah... hahaha bener2 harga mahasiswa kan :D

    Sedikit bocoran klo hari minggu Coffee Combi ini juga karanya ada di Car free day dago Pagi-pagi ngopi di Dago bisa berasa banget tuh Bandung nya hahahha... suka banyak promo juga di twitter and fb mereka, ini juga tahu mereka pertama kali dari twitternya ;) sooo silakan mencoba yah teman2 :) (twitter nya : @CoffeeCombi)

    www.kopiluwakmalabar.com - angga_hernanda@kopiluwakmalabar.com

    www.kopiluwakmalabar.com

    Kopi Luwak Malabar
    Jl. Dharmawangsa Raya No. 18
    Jakarta Selatan 10350
    HP-1: +62 812 8258087
    HP-2: +62 855 1029550
    Email-1: semedibahagia@kopiluwakmalabar.com
    Email-2: angga_hernanda@kopiluwakmalabar.com 

    Sekilas tentang LUWAK

    luwakBinatang Luwak atau Luak (B.Jawa), Careuh (B.Sunda),  Musang (B.Indonesia) atau Paradoxorus Hermaproditus adalah termasuk binatang buas (Carnivora) pemakan daging.Selain itu binatang ini juga menyukai buah-buahan seperti Pepaya, Pisang, Jambu dan Buah Kopi. Karena pemakan daging binatang ini cenderung berperilaku kanibal.

    Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar 40 cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.

    Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah menyebelah tubuhnya. Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
    Hewan betina memiliki tiga pasang puting susu.

    KEBIASAAN LUWAK


    Luwak adalah salah satu jenis mamalia liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat dan bersifat arboreal, lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Luwak juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktivitas hidupnya.

    Dalam gelap malam tidak jarang Luwak terlihat berjalan di atas atap rumah, meniti kabel listrik untuk berpindah dari satu bangunan ke lain bangunan, atau bahkan juga turun ke tanah di dekat dapur rumah.Luwak juga menyukai hutan-hutan sekunder.

    Luwak ini kerap dituduh sebagai pencuri ayam, walaupun tampaknya lebih sering memakan aneka buah-buahan di kebun dan pekarangan. Termasuk di antaranya pepaya, pisang, dan buah pohon kayu afrika (Maesopsis eminii). Mangsa yang lain adalah aneka serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus.

    Di tempat-tempat yang biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, seringkali didapati tumpukan kotoran Luwak dengan aneka biji-bijian yang tidak tercerna di dalamnya. Agaknya pencernaan Luwak ini begitu singkat dan sederhana, sehingga biji-biji itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu pulalah, konon Luwak memilih buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya. Maka terkenal istilah kopi luwak dari Jawa, yang menurut ceritera dari mulut ke mulut diperoleh dari biji kopi hasil pilihan Luwak, dan telah mengalami ‘proses’ melalui pencernaannya!

    Akan tetapi sesungguhnya ada implikasi ekologis yang penting dari kebiasaan musang tersebut. Luwak lalu dikenal sebagai pemencar biji yang baik dan sangat penting peranannya dalam ekosistem hutan.

    Pada siang hari Luwak tidur di lubang-lubang kayu, atau jika di perkotaan, di ruang-ruang gelap di bawah atap. Hewan ini melahirkan 2-4 anak, yang diasuh induk betina hingga mampu mencari makanan sendiri.

    kotoran luwakLuwak adalah binatang yang suka tinggal di tempat yang bersih, bahkan ketika membuang kotoranpun memilih tempat yang bersih, misalnya di tanah yang kering, di atas bebatuan dan di atas batang pohon yang tumbang.





    Pemeliharaan LUWAK

    LuwakBinatang Luwak yang berasal dari lingkungan sekitar kebun dipelihara dengan membuat kandang atau tempat tinggal yang sealami mungkin.  Asupan Pakan Terjamin dan Seimbang, makanan pokoknya  adalah Pisang, Nangka, Pepaya,  Apel Malang, Keong Mas, Belut, Madu dan Susu, sedangkan pemberian biji Kopi matang hanya sebatas sebagai makanan tambahan atau cemilan karena tidak setiap saat Luwak diberi makan biji Kopi.

    Untuk  menjaga kondisi kesehatan Luwak yang  dipelihara maka kebersihan kandang harus tetap terjaga dimana secara rutin dilakukan pembersihan serta penyiraman kandang.

    Berbeda dengan Luwak liar, kotoran Kopi Luwak liar yang lama berada di tanah sampai dengan proses pengumpulannya yang tidak terkontrol menyebabkan risiko berjamur lebih tinggi, sehingga mengakibatkan citarasa yang berkurang seperti antara lain bau tanah, bau apek (bulukan), dan rasa kopi menyengat.



    Proses Pengolahan KOPI LUWAK

    kopi luwakPada dasarnya proses pengolahan Kopi Luwak sama dengan Kopi biasa. Perbedaannya hanya pada proses giling yang digantikan oleh Luwak. Fermentasi terjadi di dalam perut Luwak. Biji Kopi bercampur dengan enzim-enzim yang ada dalam perut Luwak. Suhu dalam perut yang mencapai kurang lebih 26 derajat C membantu proses fermentasi yang sempurna.Keistimewaan tersebut meng-hasilkan aroma dan citarasa Kopi Luwak yang enak dan khas disamping kelebihan lainnya.

    Proses selanjutnya dilakukan pengolahan metode standar antara lain ; pencucian, pengeringan biji, pengupasan kulit buah, pengupasan kulit tanduk, pendinginan, sortasi biji, penyangraian, penggilingan, penyimpanan serta pengemasan.

    PUTERI KOPI INDONESIA 2012



    Miss Coffee Indonesia 2012

    PTPN XII perluas ekspor kopi luwak

    SURABAYA: PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) memperluas ekspor kopi luwak ke Korea Selatan dan Kanada, sesudah BUMN itu mampu meningkatkan produksi kopi jenis tersebut menjadi 8 ton per tahun dengan harga jual US$75 per kg.

    Manajer Unit Usaha Industri Hilir PTPN XII Setyo Wuryanto mengatakan selama ini BUMN berkantor di Surabaya tersebut telah mengekspor kopi luwak ke China dan Jepang, selain memasok ke pasar domestik.

    Menurut dia, prospek kopi luwak di pasar internasional cukup bagus sebab kopi tersebut memiliki rasa khas, sementara PTPN XII telah memiliki brand yang dikenal Java Coffee. Harga jual kopi luwak produksi BUMN tersebut US$75/kg.

    “Kami tahun ini merintis perluasan ekspor kopi luwak ke Korea dan Kanada, pasar di kedua negara itu cukup menjanjikan,’ ujarnya, hari ini.

    Setyo menambahkan tingkat produksi kopi luwak BUMN tersebut tahun ini naik menjadi 8 ton, untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan pasar.

    Selain dipasarkan dalam bentuk bahan baku, PTPN XII juga mengoperasikan empat unit kafe di Surabaya dengan suguhan kopi luwak seduh. Kegiatan tersebut merupakan bentuk pengembangan industri hilir guna meningkatkan nilai tambah.

    PTPN XII mulai mengembangkan produk kopi luwak untuk tujuan komersial sejak 2007, melalui pemeliharaan ratusan ekor musang (bahasa Jawa: luwak).

    Teknis pemrosesan kopi luwak berupa fermentasi kopi arabika di dalam tubuh musang selama semalam, dengan cara memberi makan binatang tersebut dengan biji kopi matang yang masih memiliki kulit.(api)