Berbagai upaya terus dilakukan AEKI untuk meminimalisir dampak krisis finansial global terhadap industri perkopian nasional. Terakhir, asosiasi tempat bernaung eksportir dan industri kopi ini melakukan promosi ke China, tepatnya dalam even China-ASEAN Expo 2008 di Kota Nanning, belum lama ini. Pameran ini mendapat dukungan penuh dari Ketua Umum BPP AEKI Dr. Hassan Widjaja.
Pameran ini dilaksanakan oleh China dan diikuti oleh 10 negara anggota ASEAN (Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja dan Myanmar). Selain kopi, pada pameran ini negara-negara ASEAN memamerkan hasil tambang, mineral, hasil pertanian, kerajinan, perikanan/hasil laut, hasil perkebunan dan pariwisata.
Sementara China sendiri memamerkan bahan makanan, mesin prosessing, mesin pengepakan, peralatan/pembangkit listrik, mesin perkayuan, alat-alat listrik untuk rumah tangga dan bahan konstruksi.
Selain pameran juga digelar simposium/seminar yang diikuti peserta dari berbagai negara. Sementara pamerannya sendiri diikuti industri minuman yang terdiri dari lebih 500 stand.
Dalam pameran ini AEKI hanya memamerkan biji kopi yang siap diproses untuk menjadi kopi bubuk dan produk olahan lainnya. Selain menanyakan bagaimana prosessing kopi hingga siap diminum, banyak juga pengunjung yang berminat membeli biji kopi untuk dijadikan bibit. Mereka juga berminat membeli bubuk merek Prima dari Jawa Timur dalam partai kecil dan besar.
Selama ini para industri pengolahan kopi di China telah memasok bahan baku kopi dari Indonesia dan sebagiannya lagi dari Vietnam. Kopi Vietnam mereka gunakan untuk blending mengingat harganya lebih murah.
Untuk memperluas pasar di China, calon pembeli kopi biji maupun kopi bubuk menyarankan agar AEKI mendirikan perwakilan di Nanning agar mereka dapat membeli kopi biji maupun kopi bubuk dalam partai kecil. Para calon pembeli belum berminat memasok dalam partai besar mengingat pasarnya masih terbatas.
Anggota Kompartemen Promosi BPP AEKI yang juga Ketua Kompartemen Promosi BPD AEKI Lampung Desmond Tahir menyatakan, selain dari Kota Nanning pengunjung juga banyak datang dari Beijing dan Shanghai.
“Mereka umumnya sangat antusias mencicipi minuman kopi yang disediakan stand-stand dari Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Selama ini penduduk Kota Nanning dan lainnya belum begitu mengenal minuman kopi. Di stand yang menjual kopi bubuk banyak diborong pengunjung yang terkesan dengan kelezatan kopi setelah mencoba meminumnya,” ujar Desmond didampingi Wakil Ketua Kompartemen Pemasaran BPD AEKI Lampung Agus Purnomo Edhi.
Melihat antusiasnya pengunjung tersebut tergambar bahwa pasar kopi biji dan kopi bubuk di negeri tirai bambu tersebut terbuka lebar. Karena itu Desmond menyarankan agar promosi ke negeri itu perlu dilakukan secara intens dan berkesinambungan. Untuk selanjutnya industri kopi perlu dilibatkan dalam promosi serupa mengingat industri kopi sudah bergabung ke dalam wadah AEKI.
Nanning merupakan ibukota Provinsi Guangxi, sebuah kota metropolis berkarateristik sebagai kota kultural yang menjadi tempat bisnis penting lintas provinsi di China. Kota ini memiliki pelabuhan yang besar serta pusat perkantoran bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar