Rabu, 22 Juni 2011

Kopi Jadi Prioritas Revitalisasi Perkebunan

Kementerian Pertanian pada tahun depan akan memberikan prioritas pada kopi sebagai komoditas yang termasuk dalam program revitalisasi perkebunan.

Menteri Pertanian Suswono, di Jakarta, Sabtu (27/11), menyatakan bahwa saat ini program revitalisasi perkebunan hanya mencakup tiga komoditas utama yakni sawit, karet dan kakao. "Kopi juga merupakan komoditas strategis untuk ekonomi perdesaan. Oleh karena itu kita akan memasukkan kopi dalam prioritas revitalisasi perkebunan," katanya.

Menurutnya, dengan memasukkan kopi sebagai komoditas dalam revitalisasi perkebunan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani serta devisa negara dari ekspor produk tersebut.

Suswono menyatakan, kopi merupakan salah satu komoditas yang memiliki peluang untuk dikembangkan, apalagi lebih dari 90% lahan kopi dimiliki oleh perkebunan rakyat.

Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian saat ini, produktivitas kopi nasional masih rendah yaitu berada di kisaran 700 kg per hektar per tahun, angka tersebut baru 60% dari potensi produktivitas.

Kementerian Pertanian mencatat, jumlah areal kopi di Indonesia pada tahun ini mencapai 1,31 juta hektare dengan perincian areal lahan kopi robusta 1,07 juta hektare (82%) dan areal lahan kopi arabika 241.548 (18%).

Dari total lahan itu, sebanyak 96% dikuasai oleh perkebunan rakyat, sekitar 2% adalah perkebunan negara dan 2% merupakan milik swasta.

Sebelumnya ketika meninjau Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember Jawa Timur, Suswono menyatakan, ke depan pemerintah akan meningkatkan pengembangan kopi jenis Arabika.

Hal itu, lanjutnya, kopi jenis ini memberikan kontribusi sebesar 30% dari total kopi nasional sehingga diharapkan bisa mengalami peningkatan. "Selain itu untuk meningkatkan keragaman hayati dan sumber daya alam nasional," katanya.

Selama ini, menurut Suswono, kopi jenis arabika asal Indonesia merupakan produk yang sudah terkenal dan digemari di pasar dunia dengan berbagai jenis produk seperti Toraja coffee, Gayo coffe, Mandailing coffee, Kintamani coffee, Flores coffee, atau Java coffee.

Sementara itu untuk kopi jenis Robusta, pemerintah akan melakukan berbagai upaya seperti peningkatan mutu biji kopi rakyat, peremajaan tanaman serta diversifikasi dan intergrasi perkebunan kopi dengan usaha peternakan sapi. [EL, Ant]

Sumber : http://www.gatra.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar