- Nematoda Parasit
Gejala:
Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun menguning dan gugur. Pertumbuhan cabang‐cabang primer terhambat sehingga hanya menghasilkan sedikit bunga, bunga prematur dan banyak yang kosong. Bagian akar-akar serabut membusuk, berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya mati.
Pengendalian:
Pengendalian di pembibitan: Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi media bibit menggunakan fumigan pra tanam, misalnya Basamid G dan Vapam L. Untuk nematisida sistemik dan kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby 10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada bibit dengan konsentrasi 1,0% dan dengan dosis 250 ml/bibit.
Pengendalian di pertanaman: Penggunaan jenis kopi tahan nematoda parasit. Digunakan sebagai batang bawah misalnya kopi ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn 121.09 dan kopi robusta klon BP 961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan pembuatan parit barier.
Pengendalian hayati: Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami berupa bakteri, jamur dan nematoda predator.
Pengendalian kimiawi: Beberapa nematisida sistemik maupun kontak yang disarankan a.l. karbofuran (Curaterr 3G–35 g / tanaman), oksamil (Vydate 100 AS 1,0% 1 – 2.5 l / tanaman) dan etoprofos (Rhocap 10G ‐ 25 g / tanaman). Aplikasi diulang tiap tiga bulan.
- Hama Penggerek Buah Kopi
Gejala:
Serangga BBK masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di sekitar diskus. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah, serangan pada buah yang cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang‐lubang dan bermutu rendah.
Pengendalian:
Pengendalian secara kultur teknis: Memutus daur hidup BBK, meliputi tindakan : Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua buak masak yang terserang bubuk 15 –30 hari menjelang panen besar.
Lelesan, yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang, selanjutnya buah juga direndam dalam air panas. Racutan/rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam air panas 5 menit. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan BBK.
Pengendalian secara biologi: Menggunakan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana). Aplikasi B.bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat per hektar selama tiga kali aplikasi per musim panen. Penggunaan tanaman yang masak serentak : Varietas USDA 230731 dan USDA 230762.
B. Penyakit Tanaman Kopi
- Penyakit Karat Daun pada Tanaman Kopi
Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak‐bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung ini adalah uredospora jamur H. vastatrix. Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun‐daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar‐akar dan rantingrantingnya, akhirnya tanaman mati.
Dalam pembiakan dan penyebarannya, H vastatrix menggunakan uredospora yang mula‐mula berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi memanjang dan bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Uredospora yang telah masak berwarna jingga, pada sisi luarnya dibagian yang cembung mempunyai duri‐duri. Penyebaran oredospora dari pohon ke pohon terjadi karena benturan bantuan percikan air menyebabkan uredospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi lewat mulut‐mulut daun yang terdapat pada sisis bawah daun. Dalam proses infeksinya uredospora mula‐mula membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk apresorium di depan mulut kulit, selanjutnya jamur mengadakan penetrasi kedalam jaringan jamur. Disamping bantuan air, beberapa agensia lain yang berpotensi membantu menyebarkan uredospora adalah angin, spesies trips tertentu, burung dan manusia.
Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada kopi arabika penyakit ini menjadi masalah utama. Cara pengendalian penyakit sementara ini dilakukan dengan dua cara, yaitu menanam jenis‐jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795, dan pengendalian dengan Fungisida Dithane M‐45 dengan dosis 2 gr/liter air.
- Penyakit Bercak Daun Cercospora
Gejala:
Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah. Pada daun yang sakit timbul bercak, mula‐mula berwarna kuning tapi bercak dikelilingi halo berwarna kuning. Pada buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada sisi yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang berbercak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas.
Pengendalian:
Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang cukup, pemupukan berimbang dan pengurangan kelembaban kebun melalui pemangkasan dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2% formulasi.
- Penyakit Jamur Upas
Gejala:
Cabang atau ranting yang terserang layu mendadak. Serangan dapat terjadi pada cabang yang di bawah, tengah maupun di ujung pohon, bahkan dapat terjadi pada batang. Stadium sarang laba‐laba, berupa lapisan hifa tipis, berbentuk seperti jala berwarna putih perak. Stadium bongkol berupa gambaran hifa berwarna putih biasanya dibentuk pada lentisel atau pada celah‐celah. Stadium kortisium berupa lapisan kerak berwarna merah jambu, terdiri atas lapisan himenium, biasanya dibentuk pada sisi bawah cabang atau sisi cabang yang agak ternaung. Stadium nekator berupa bintil‐bintil kecil berwarna orange kemerahan merupakan sporodokhia jamur upas. Stadium nekator terdapat pada cabang yang tidak terlindung.
Pengendalian:
Batang atau cabang sakit yang ukurannya masih kecil (diameter < 1 cm) dipotong 10 cm di bawah pangkal di bagian yang sakit. Potongan‐potongan batang dan cabang yang sakit dikumpulkan kemudian dibakar. Batang atau cabang sakit yang ukurannya sudah cukup besar, apabila serangannya masih awal, bagian yang sakit cukup diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4% formulasi. Apabila serangannya sudah lanjut, batang atau cabang yang sakit dipotong, sisa cabang atau batang yang dipotong dan cabang‐cabang di sekitarnya diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz.
http://www.rumahkopi.com/2012/02/pengendalian-hama-dan-penyakit-tanaman.html
Dear,Import Dept,
BalasHapusDengan Hormat,
Perkenankan kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK adalah perusahaan Jasa Import Specialist dalam bidang Jasa Customs Clearance di Kepabeanan baik via Bandara maupun Pelabuhan di seluruh Nusantara.
Bersama ini kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK berminat untuk bermitra dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam bidang Jasa sebagai berikut :
1. Under name Import
2. Borongan Import
3. Custom Clearance
4. Door to Door, Port to Door, dari ke seluruh dunia
5. By Air or Sea (Local and International)
6. Untuk semua jenis barang termasuk Dangerous, Cargo atau Personal
7. Jasa EDI/PPJK
HS CODE JENIS BARANG
Bag VI (HS NO. 2801 s/d 3826) KIMIA
Bag VII (HS NO. 3901 s/d 4017) PLASTIK
Bag VIII (HS NO. 4101 s/d 4304) KULIT
Bag X (HS NO. 4701 s/d 4911) KERTAS
Bag XII (HS NO. 6401 s/d 6704)ALAS KAKI
Bag XIII (HS NO. 6801 s/d 7020) KACA
Bag XV (HS NO. 7201 s/d 8311) BESI BAJA
Bag XVI (HS NO. 8401 s/d 8548) MESIN
Bag XVII (HS NO. 8601 s/d 8908) KENDERAAN AIR
Bag XVIII(HS NO. 9001 s/d 9209) INSTRUMEN
Bag XX (HS NO. 9401 s/d 9619) BARANG HASIL PABRIK
Best regards,
ANDIKA
Sea & Air
Import
INTI Kargo / Jln. Dewi Sartika No. 148, Jakarta 13630 Indonesia
Email : andika.intikargo@gmail.com
T : 021 80878873
F : 622180878381
Hp : 082311424631,089616672822