Tak ada yang bisa mengalahkan kawan sejati saya, French Press,
alat seduh kopi yang sudah lama menjadi bagian tak terpisahkan dan
selalu saya anjurkan bagi siapapun khususnya yang baru terkena sihir
minuman ini. Tentu merek Bodum atau Hario yang biasanya saya gunakan ,
tapi bila gelasnya pecah (Bodum) lebih baik ganti yang baru saja karena
harganya yang tidak kira-kira mahalnya. Tapi saat Espro Press
hadir saya harus sedikit merevisi opini tersebut, paling tidak, alat
ini menawarkan beberapa keunggulan yang tak dipunyai istri tua saya.
Dengan harga lebih dari dua kali lipat, selayaknya Espro Press punya
inovasi yang menyegarkan sehingga menarik para penganut mazhab seduh full immersion yang biasanya enggan berpaling.
Banyak alasan mengapa saya menyenangi alat seperti French Press,
kesederhanaan proses pembuatan kopinya yang hanya dituang air panas
lalu cukup tunggu 3-4 menit sebelum ditekan dan siap disajikan. Buat
saya french press lebih menggelorakan rasa kopi hingga kapasitas maksimalnya karena kontak air dalam waktu yang cukup lama. Cara pour over memang sophisticated, tapi pengontrolan suhu dan grind size harus diperhatikan dengan seksama dan ini cukup tricky. Jadi selama ini metode kopi berendam seperti french press selalu menjadi pilihan utama selain absennya ampas yang memang salah satu keunggulannya.
Kembali ke Espro Press, beratnya hampir setengah kilogram,
berdiameter 7.5 cm dan tinggi hingga ke bagian plunger 17 cm. Kecuali
bagian filter, Espro Press terbuat dari stainless steel yang begitu kokoh saat dipegang. Alat ini diawali pembuatannya oleh Christopher McLean dan Bruce Constantine, warga Kanada yang berhasil mengumpulkan banyak dukungan di situs penggalangan dana Kickstarter.
Sebagaimana termos penyimpan air panas, Espro Pres mengadopsi teknologi vacuum flask agar suhu tidak terjun bebas. Untuk membuat kopi tetap panas biasanya saya langsung menuang kopi ke dalam termos Zojirushi, tapi menurut Espro, alat ini cukup makbul untuk membuat kopi tetap panas dalam jangka waktu tertentu tanpa membuatnya over extraction karena kopi yang sudah ditekan tidak akan lagi kontak dengan air. Berbeda dengan french press, bila kopi tidak dituang, steeping akan terus terjadi yang tentu saja akan mempengaruhi cita rasa kopi.
Fitur unggulan lain dari alat ini adalah aplikasi dua layer filter
yang digungsikan untuk dapat menyaring partikel kopi yang berukuran
mikro. Sebagaimana kita tahu, dalam konstruksinya, french press hanya memasang satu filter walau juga terdiri dari tiga layer.
Menggunakan Espro
Kecuali fitur unggulannya, Espro sama dengan french press,
jadi tak ada perbedaan cara menyeduh kopi dengan alat ini. Saya mencoba
kapasitas maksimalnya yang 400 ml hingga 150ml, dan menemukan bahwa saat
dituang jumlah airnya selalu berkurang sebanyak 30%, jadi akhirnya saya
melebihkan takaran dari angka yang biasa saya gunakan menjadi kira-kira
14 gram, untuk 200ml air.
Lalu bagaimana dengan rasanya ? Buat saya agak sulit mengidentifikasi
secara akurat perbedaa dari faktor rasanya, cuma agak sedikit lebih
“ringan” dari segi body dibandingkan dengan french press.
Sejatinya hal ini diakibatkan oleh mikro filter yang berhasil
menyaring ampas hingga kopi warnanya agak sedikit lebih terang dibanding
french press biasa.
Satu hal yang membahagiakan adalah masalah temperatur yang begitu
terjaga pada Espro dan saya mempertimbangkan untuk tidak menggunakan
termos Zojirushi saat di rumah. Klaim penahan panas membuat saya mencoba
mengukurnya dan menemukan fakta yang menggembirakan karena suhu kopi
turun rata-rata hanya 10 derajat Celsius setiap jam nya !
Berbagai keunggulan seperti ampas yang tersaring nyaris sempurna, tidak over extraction, dan tentu saja penurunan suhu yang sangat kecil dalah tiga hal yang membuat saya menobatkan alat ini sebagai “must have coffee brewing tool” bagi siapa saja yang menyukai metode full immersion.
Tapi tentu dengan sedikit penalti berkurangnya volume air sebesar 30%
setiap kali kita menyeduh kopi, walau saya pribadi tidak terlalu
keberatan dengan kelemahan tersebut. Terakhir, tak usah khawatir pecah
dan mengganti suku cadangnya karena material stainless-nya yang sangat solid.
Termos yang berbentuk french press atau sebaliknya adalah Espro Press.
* * *
Sumber: cikopi.com
Dear,Import Dept,
BalasHapusDengan Hormat,
Perkenankan kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK adalah perusahaan Jasa Import Specialist dalam bidang Jasa Customs Clearance di Kepabeanan baik via Bandara maupun Pelabuhan di seluruh Nusantara.
Bersama ini kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK berminat untuk bermitra dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam bidang Jasa sebagai berikut :
1. Under name Import
2. Borongan Import
3. Custom Clearance
4. Door to Door, Port to Door, dari ke seluruh dunia
5. By Air or Sea (Local and International)
6. Untuk semua jenis barang termasuk Dangerous, Cargo atau Personal
7. Jasa EDI/PPJK
HS CODE JENIS BARANG
Bag VI (HS NO. 2801 s/d 3826) KIMIA
Bag VII (HS NO. 3901 s/d 4017) PLASTIK
Bag VIII (HS NO. 4101 s/d 4304) KULIT
Bag X (HS NO. 4701 s/d 4911) KERTAS
Bag XII (HS NO. 6401 s/d 6704)ALAS KAKI
Bag XIII (HS NO. 6801 s/d 7020) KACA
Bag XV (HS NO. 7201 s/d 8311) BESI BAJA
Bag XVI (HS NO. 8401 s/d 8548) MESIN
Bag XVII (HS NO. 8601 s/d 8908) KENDERAAN AIR
Bag XVIII(HS NO. 9001 s/d 9209) INSTRUMEN
Bag XX (HS NO. 9401 s/d 9619) BARANG HASIL PABRIK
Best regards,
ANDIKA
Sea & Air
Import
INTI Kargo / Jln. Dewi Sartika No. 148, Jakarta 13630 Indonesia
Email : andika.intikargo@gmail.com
T : 021 80878873
F : 622180878381
Hp : 082311424631,089616672822