Sabtu, 01 Oktober 2011

Pemilihan Putri Kopi Indonesia 2011: Ikut Promosikan Pariwisata Indonesia

Pemilihan Putri Kopi Indonesia 2011 akan diselenggarakan untuk pertama kalinya di Jakarta pada tanggal 15-18 April 2011, dan grand finalnya akan berlangsung di Hotel Mulia Jakarta pada tanggal 18 April 2011. Ajang ini akan diikuti empat belas (14) provinsi dari seluruh Indonesia dimana masing-masing provinsi akan diwakili dua (2) orang finalis. Acara tersebut terselenggara atas kerja sama Yayasan Indonesia Kebanggaanku dengan Direktorat Jenderal Pemasaran, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar).

Empat belas (14) provinsi yang berpartisipasi tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Finalis terpilih sebagai Putri Kopi Indonesia 2011 nantinya akan mewakili Indonesia mengikuti ajang pemilihan Putri Kopi Dunia atau World Queen of Coffee sebagai acara tahunan di Kolombia, Amerika Selatan. Ajang tingkat internasional akan berlangsung di Kolombia pada November 2011. Sementara untuk tingkat nasional akan diadakan April 2011.

Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbesar di dunia atau keempat terbesar setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Indonesia memiliki keunggulan berbagai produk kopi arabika dan robusta yang berkualitas tinggi. Selain itu juga ada kopi luwak Indonesia yang dikenal sebagai kopi eksotis termahal dan sangat digemari. Melalui promosi dan kerjasama secara langsung dengan negara-negara konsumen kopi diharapkan Indonesia dapat menjadi negara produsen kopi terbesar di dunia.

Pemilihan Putri Kopi Indonesia 2011 juga nantinya diarahkan menjadi sarana mempromosikan aneka produk kopi unggulan Indonesia serta daya tarik pariwisata Indonesia ke seluruh dunia saat pemilihan World Queen of Coffee yang berlangsung setiap tahun di Kolombia. Selain itu untuk membangun kesadaran publik, melalui kopi Indonesia dapat mempromosikan dirinya ke mancanegara serta mendorong perkembangan industri kopi dalam negeri.

Di Indonesia terdapat 12 daerah yang merupakan penghasil kopi dan bahkan diekspor ke mancanegara. Dua belas (12) daerah tersebut secara ekonomi dipengaruhi oleh kopi, yang salah satunya adalah Aceh dimana kini banyak warung kopi tersebar di Banda Aceh dan di kota lainnya, seperti Lhokseumawe dan Takengon. Bahkan banyak yang menyebut Aceh sebagai Negeri Seribu Warung Kopi, sebuah identitas yang bisa digunakan untuk menggerakkan pariwisata. Kebiasaan minum kopi di Banda Aceh dan sekitarnya sudah mengakar di kalangan masyarakat terutama dari fakta sejarah mengenai komunikasi yang intens antara Kesultanan Aceh dan Kesultanan Ottoman di Turki. Warung kopi tradisional di Aceh membuat minuman kopi yang direbus lalu menggunakan saringan saat hendak disajikan. Fasilitasnya tak lebih dari meja dan kursi. Warung kopi tradisional digolongkan sebagai generasi pertama. Generasi kedua adalah warung kopi yang dikembangkan dengan waralaba. Generasi ketiga adalah warung kopi yang memberi fasilitas tak hanya minuman dan makanan, tetapi juga musik, televisi satelit, dan akses internet.

Selain di Aceh, Sungai Musi di Kota Palembang tepatnya di bawah Jembatan Ampera terdapat warung kopi terapung di atas sungai. Disebut warung kopi terapung karena penjualan makanan khas Palembang itu dilakukan di atas perahu motor. Ada juga sebuah ketek, atau sejenis sampan kecil, tertambat di samping sebagai ruang duduk tambahan. Warung kopi terapung itu tak sekadar tempat singgah, tetapi juga ruang bertemu dan berinteraksi masyarakat Palembang. Pengunjungnya beragam dari anak sekolah, ibu-ibu, serta karyawan swasta yang tengah menunggu perahu untuk pulang ke rumahnya. Mereka berbaur di satu meja sehingga suasana terasa akrab.


Kopi Indonesia
Keberadaan kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan berperan dalam  pertumbuhan ekonomi masyarakat tertentu. Indonesia memiliki alam yang cocok untuk tanaman kopi dan produksi kopi. Di Indonesia umumnya dikenal 2 kopi saja yaitu kopi tubruk dan kopi instan atau disebut juga kopi arabica dan kopi robusta. Kopi secara umum ada 4 jenis, yaitu kopi arabica (coffea arabica), kopi robusta (coffea canephora), kopi liberica (coffea liberica) dan kopi excelso (coffea dewevrei).

Kopi yang beredar di dunia saat ini secara umum terbagi menjadi 70% arabica dan 30% robusta dimana Indonesia merupakan penghasil kopi arabica terbaik di dunia, meskipun bukan penghasil kopi arabica terbesar di dunia. Kopi arabica ada 2 jenis, yaitu commercial arabica dan specialty arabica. Commercial arabica mendominasi pasaran kopi sekitar 63% terutama dihasilkan di Kolombia dan Brazil. Sementara specialty arabica hanya 7% dimana dari 7 macamnya, 6 di antaranya dihasilkan di Indonesia dan hanya 1 dihasilkan oleh Jamaica yang sangat terkenal dengan nama Blue Mountain. Enam jenis kopi arabica yang dihasilkan di Indonesia adalah: kopi gayo di Aceh, kopi mandheling di Sumatera Utara, kopi java di Jawa Timur, kopi kintamani di Bali, kopi toraja di Sulawesi dan kopi mangkuraja dari Bengkulu. Ada juga kopi dari Papua yang dikenal amungme gold arabica.

Kopi jawa merupakan salah satu yang terkenal dan terbaik adalah kopi java jampit  dari Jember, Jawa Timur. Kopi ini diproses dengan cara digosongkan dan setelah diseduh air panas  akan tercium sedikit aroma cabe. Di luar negeri kopi ini terkenal dan masih menjadi sebutan nama segala jenis kopi dari Indonesia yang beredar di Amerika. Ada juga kopi bali, merupakan pencampuran dua kopi robusta dan arabica yang ditanam di Desa Banyuatis hasilnya memiliki rasa dan aroma yang khas berkualitas tinggi dan sebagian besar di ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Kopi toraja, kopi ini juga mempunyai aroma daun yang khas, banyak yang memilih meminumnya tanpa campuran apapun, termasuk gula. Salah satu jenis kopi Toraja yang paling terkenal adalah jenis Toraja Kalosi yang banyak di ekspor ke Jepang. Kopi aceh, kopi ini sekilas mirip cappuccino encer. Ada juga kopi tarik yang cara penyajiannya sama dengan cara di India atau kopi telur yang mencampurkan sebutir telur mentah pada secangkir kopi. Sementara di Papua ada dua jenis kopi yaitu arabica dan bica, yang utama adalah amungme gold arabica coffee yang berasal dari Gunung Nemangkawi dengan warna cokelat tanah dan rasanya asam.

Kopi Indonesia yang terkenal sekarang ini adalah kopi luwak. Kopi luwak merupakan kopi paling ekotis di dunia dan produsen kopi luwak yang paling besar dan berkualitas adalah Indonesia dan Filipina. Kopi luwak dihasilkan dengan peran binatang sejenis musang yaitu luwak (paradoxurus) yang memakan daging dari buah kopi yang betul-betul matang dari pohon lalu mengeluarkan biji kopi bersamaan dengan kotorannya yang tersebar di seluruh perkebunan kopi di pegunungan. Biji kopi yang tidak tercerna akan ikut keluar bersama kotoran hewan tersebut dimana sudah mengalami proses alami di pencernaan luwak yang setara dengan fermentasi dan pemanggangan khusus kelas tinggi. Biji dari kotoran Luwak ini lalu dikumpulkan, dicuci bersih, dijemur hingga kering, kemudian dipanggang dan digiling. Rasanya sangat unik dan membuat ketagihan. Harganya pun sangat mahal dimana per kilogram kopi ini sekitar 2 juta rupiah tergantung kualitas.  Kopi luwak seberat 113 gram kadang harganya bisa mencapai 1 juta rupiah.

Ada lagi 1 jenis kopi dari Indonesia yang berkualitas yaitu kopi liberica. Kopi ini dianggap kopi terbaik dari segala kopi di dunia. Sayangnya kopi liberica sangat jarang beredar dimana tanaman kopinya sendiri adalah tanaman hutan yang terdapat di pedalaman Kalimantan dan sudah berabad lamanya menjadi minuman tradisional suku Dayak. Pohon liberica tingginya bisa mencapai 30 meter dan bijinya merupakan biji kopi dengan ukuran terbesar di dunia.


Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/248892/promosikan-pariwisata-lewat-pemilih-putri-kopi-indonesia,
Disarikan juga dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar