Masalah tiada habisnya, belakangan terdengar isu bahwa kalangan importir mulai mempertanyakan cita rasa kopi asal Indonesia, setelah tidak ada konsistensi industri kopi dalam negeri dalam menjaga kualitas produk. Di sisi lain, penguasaan merek dagang kopi Indonesia seperti Kopi Gayo dan Kopi Toraja oleh sejumlah negara, menjadi ancaman terhadap eksistensi industri kopi nasional.
"Menurut para importir dunia, kopi spesial Indonesia telah kehilangan identitas asli, dengan banyaknya eksportir yang mengkombinasikan kopi dari berbagai daerah. Ini berbeda dengan yang dilakukan Afrika," kata Chief of Party dari Agribusiness MArketing and Support Activity (AMARTA) USAID Dave Anderson, disela peluncuran terbentuknya Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), di Jakarta, seperti yang dilaporkan oleh Media Indonesia pada Selasa (12/2/08).
Seharusnya Indonesia melakukan proteksi kualitas dan identitas asli kopi, seperti yang dilakukan oleh negara lain seperti Afrika. Untuk diketahui, ujarnya, penolakan ekspor kopi asal Indonesia di sejumlah negara terjadi karena produk yang diterima berbeda dengan sampel kopi yang ditawarkan sebelumnya. Inilah kelemahan kita, OPUD, begitu kata Hermawan Kartajaya, Bapak Marketing nya Indonesia, Over Promise Under Delivery alias apa yang dijanjikan tidak sesuai dengan apa yang di berikan.
Selain itu, permasalahan yang ada adalah begitu rendahnya harga jual kopi kita di pasaran karena para petani kebanyakan menjualnya kepada para rentenir yang menyambangi mereka. Nah, kalau sudah begini yang ada adalah semakin bertambah panjangnya rantai distribusi kopi kita yang berarti semakin murahlah harga kopi yang di terima oleh petani.
Nah, Anda yang sudah terbiasa minum kopi Colombia atau kopi Brazil cobalah minum kopi Gayo kita atau kopi Toraja kita, saya yakin Anda akan bingung membedakannya. Mau mencoba?
http://www.kedaikopi.info/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar