Maret 2013
BISNIS (JAKARTA) — Menteri
Perdagangan, Gita Wirjawan mengaku luasnya lahan yang digunakan untuk
memproduksi kopi tidak sebanding dengan produktivitas yang dihasilkan.
Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga, seperti
Vietnam.
Gita
menjelaskan, luas lahan Indonesia yang ditanami kopi mencapai 1,1 juta
hektare tapi hanya menghasilkan 600 ribu ton biji kopi atau setara
700-900 gram biji kopi per hektare. Sedangkan Vietnam, menggunakan lahan
kurang dari 50 persen Indonesia namun mampu menghasilkan 1,2 juta ton
biji kopi. “Indonesia masih tertinggal jauh,” kata dia, Rabu (20/3).
Untuk itu, Gita mendorong agar Indonesia dapat menjadi salah satu
pengekspor kopi terbesar, minimal di Asia Tenggara mengalahkan Vietnam.
Indonesia dikenal dengan kualitas kopi yang baik, bahkan 10 varietas
unggul kopi dunia ada di Indonesia. “Seperti kopi Java dan Toraja, telah
menjadi primadona konsumen kopi dunia,” kata mantan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal ini.
Ia minta seluruh pemangku kepentingan bisa meningkatkan industri dan
teknologi pasca-panen. Terlebih, Jawa Timur yang menjadi salah satu
barometer industri kopi nasional.
Gita juga meminta kawasan segitiga emas produsen kopi, yaitu Banyuwangi-Malang-Bondowoso di Jawa Timur mampu menjadi sentra kopi nasional selain Bengkulu, Lampung, dan Sumatra Selatan. Saat ini, produksi kopi Jawa Timur mampu memenuhi 30 persen kebutuhan kopi nasional.
Sementara itu, Ketua Gabungan Eksportir Kopi Indonesia Hutama
Sugandhi mengatakan Indonesia punya potensi besar di industri kopi namun
belum sepenuhnya digarap. “Peran pemerintah sangat dibutuhkan guna
peningkatan industri kopi,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa sampai saat ini, infrastruktur berbanding lahan tidak seimbang karena petani kopi Indonesia masih menggunakan cara tradisional. (int/ridho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar