Rabu, 24 Oktober 2012

Liputan Khusus : Kelompok Tani Kopi Rahayu Kembalikan Kejayaan Java Coffee

Kunci sukses kelompok ini adalah penerapan kata “saling” yang positif, yaitu saling bantu, saling memberi, dan saling mengingatkan.
Pada era kolonial, bangsa Eropa pernah begitu terkesan dengan kenikmatan kopi dari Pulau Jawa. Rasa kopi arabikanya bercitarasa khas. Namun belakangan Jawa, khususnya Jabar, malah lebih dikenal sebagai sentra sayuran dan susu. Petani banyak meninggalkan kopi lantaran masa panennya setahun sekali, tidak seperti sayuran yang empat bulan sekali bisa dipanen. Bahkan masyarakat di Pangalengan, Bandung, sampai mencap kopi sebagai komoditas yang hanya cocok bagi kaum tua atau para pemalas.
Pandangan keliru tersebut dipatahkan Supriatna Dinuri, penduduk Kp. Pasirmulya, Desa Margamulya, Pangalengan. Dengan kerja keras dan ketelatenan, ia mampu hidup sejahtera hanya dari kopi. Bersama Kelompok Tani Kopi Rahayu (KTKR), ia bangkit menapaki sukses besar. Kini aset KTKR mencapai Rp30 miliar. Kopi produksi kelompok ini merambah Eropa, Korea, dan Australia. Pendapatan bersih setiap anggotanya Rp3 juta per bulan. Supriatna sendiri mengantongi laba bersih Rp10 juta sebulan.
Pilihan
Mengawali pekerjaan sebagai petani kopi bukan hal mudah bagi Supriatna. Cercaan datang dari warga sekitar dan juga keluarga. Pengetahuan minim tentang kopi dan sejarah keluarga sebagai petani sayuran adalah salah satunya. Parahnya lagi, ia lulusan Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) jurusan peternakan.
Sempat menjadi inseminator selama 9 tahun di Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS), ia memilih berhenti untuk memberi kesempatan kerja bagi adik kelasnya. Keluar dari KPBS, lelaki 45 tahun ini terpaksa menekuni sayuran selama empat tahun. Dari pengalamannya, ia menyimpulkan, “Risiko kerugian di bisnis sayuran tinggi. Komoditas ini tak akan bisa kita kuasai dari hulu sampai hilir. Di posisi tengah, yang ditempati petani malah kempes, yang gemuk adalah pengumpul,” jelas penerima penghargaan Ketahanan Pangan 2009 ini.
Dengan berbagai pertimbangan dan momen hancurnya harga sayuran pada 1998 akibat krisis, Supriatna berganti komoditas. Gencar mencari informasi komoditas yang cocok, akhirnya pilihan jatuh pada kopi. “Jawa Barat dulu terkenal dengan Java Coffee-nya. Dan Pangalengan cocok untuk pengembangan kopi Arabika,” paparnya.
Haus Ilmu
Berbekal tabungan tersisa, ayah dua anak itu menukar 10.000 bibit kopi dengan sebuah mobil miliknya senilai Rp12 juta. Belum cukup, ia rela melepas sebuah mobilnya lagi untuk biaya tanam kopi senilai Rp48 juta. 
Bermodal nyali saja tanpa mempelajari budidaya, memang bukan langkah terbaik. Memasuki masa panen, tahun ketiga penanaman, semua pohon kopinya mati. Modal Rp80 jutaan pun ludes. Tak patah arang, Supriatna terus belajar dan mencari tahu seluk-beluk budidaya kopi. Semakin dalam belajar, semakin tinggi rasa ingin tahunya. Makin yakin dengan pilihannya, ia membentuk Kelompok Tani Kopi Rahayu pada tahun 2000. Meski beranggotakan 6 orang, itu pun kalangan sanak-saudara, ia terus maju. Luasan kebunnya waktu itu baru 8 ha yang ditanami 45 ribu batang. Produksinya sekitar 0,5 kg per pohon.
Supriatna dan kelompoknya kemudian sering ditunjuk Dinas Perkebunan mengikuti berbagai pelatihan. Lantaran dianggap berprestasi, beberapa kali pula KTKR mendapat bantuan, termasuk mesin pengolah kopi.
Melek Teknologi
Enam tahun berselang, KTKR semakin besar. Apalagi dengan bantuan mesin pengolah kopi, KTKR tak lagi menjual kopi gelondongan, tapi sudah dalam bentuk fermentasi. “Pendapatan petani waktu belum diolah hanya Rp500 per kg. Tapi setelah diolah menjadi bean (biji) Rp11.500 per kg atau sekitar Rp3 juta per bulan,” jelas pemilik lahan seluas 18 ha ini.
Kini KTKR beranggotakan 67 petani dengan luasan 59 ha. Tak berhenti sampai di situ, KTKR menjalin kerjasama dengan Perhutani untuk penanaman kopi pada lahan hutan yang rusak. Luasannya mencapai 338 ha dan baru tergarap sepertiganya. Dengan populasi tanaman menghasilkan 42.000 pohon, produksi KTKR sekarang 32 ton biji. Semuanya diproses secara organik, dari mulai penanaman sampai pengolahan.
Kopi termasuk primadona ekspor sehingga harganya mengacu ke pasar internasional. Karena itu mau tak mau KTKR mesti melek teknologi. KTKR pun menggaji staf khusus untuk memantau harga melalui internet. “Kopi bean, saya buka harga US$4, sekitar Rp30 ribu. Setelah saya kasih spec produk saya, mereka tawar lebih mahal dari harga di internet. Enaknya kopi, yang menentukan harga ya petani, tapi sayuran yang menentukan harga pengumpul,” ucap Supriatna yang menargetkan produksi tahun ini sebanyak 40 ton.
Disinggung soal perdagangan bebas Asean-China, Supriatna dan kelompoknya tidak gentar. “Dengan terus meningkatkan kualitas produk, kita bisa bicara banyak di dunia internasional,” kilahnya. Menurut suami Rina Yuliani ini, setiap pembeli menghendaki spesifikasi produk berbeda. Australia contohnya, minta produk kopi hasil fermentasi 24 jam. Sedangkan Eropa dan AS memilih fermentasi 12 jam dan 36 jam. Harga kopi terbaik terjadi saat puncak musim panen raya, Mei—Agustus.
Selain dalam bentuk fermentasi, KTKR juga mengusahakan kopi luwak. Setidaknya 18 ekor musang (luwak) dipelihara untuk membantu produksi kopi istimewa ini. Per tahun KTKR baru bisa memproduksi 60 kg kopi luwak. Ke depan KTKR akan menyiapkan satu hektar lahan guna melepas bebas musang-musang tersebut. “Biarkan saja mereka hidup bebas di lahan tersebut dan kita tinggal memanen kopi luwak,” cetusnya.
Kendala terbesar adalah mendapatkan bibit berkualitas. Menurut pengguna klon Arabika S795 buatan Puslitkoka, Jember ini, bibit adalah fondasi. Untuk itu KTKR memproduksi bibit sendiri dan menjualnya. Saat ini produksi bibitnya 400 ribu polibag per tahun yang dibanderol Rp1.600 per batang.
Tahun ini KTKR berkeinginan, semua anggotanya bisa terhubung dengan perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Keinginan tersebut didasari harapan membangun perkebunan yang berintegrasi dengan ternak sapi.
Supriatna mengakui, kunci sukses KTKR adalah saling bantu, saling memberi, dan saling mengingatkan. “Tujuan utama kami berkebun adalah agar bisa mengeluarkan zakat. Kita bisa ibadah dari kopi, makanya kelompok kami solid,” ucap Supriatna bersahaja.

http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=19&aid=2217


Pentingnya Fitohormon untuk Mendongkrak Hasil Petani

Sering petani mengalami kesulitan untuk mendongkrak hasil usahanya karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya peranan fitohormon/ zat perangsang tumbuh dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Terkadang margin keuntungan yang diperoleh petani begitu tipisnya sehingga berdampak pada rendahnya motivasi bertani.
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks, merupakan sutu proses vital yang menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat, dan volumenya. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase/ proses yaitu, fase pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran sel, dan fase diferensiasi sel. Semua fase tersebut tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan, antara lain: (1) Ketersediaan unsur hara; (2) ketersediaan air; (3) cahaya matahari; (4) suhu udara; dan (5) hormon pertumbuhan (Isbandi, 1983).
Petani seringkali lebih memusatkan perhatiannya pada ketersediaan unsur hara tanaman yang diberikan melalui pupuk, dan seringkali pupuk yang digunakan adalah pupuk sintetis/ kimia. Petani kurang memperhatikan faktor pertumbuhan lainnya seperti hormon tumbuhan. Padahal apabila dianalogikan seperti proses pembuatan roti, unsur hara tanaman ibarat bahan-bahan pembuat roti, sedangkan hormon tanaman ibarat koki atau juru masak yang meramu semua bahan tersebut menjadi roti yang siap dikonsumsi.
Hormon tanaman dapat diartikan secara luas, baik yang sintetis maupun yang alami, yang berfungsii mendorong maupun menghambat pertumbuhan (Kusumo, 1984). Fitohormon atau hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil (< 1mM) yang disintesis pada bagian tertentu, pada umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman di mana senyawa tersebut menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Konsep zat pengatur tumbuh berawal dari konsep hormon tumbuhan. Para ahli biologis. Ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu auksin, sitokinin,giberelin, asam absisat dan etilen. Pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada spesies tumbuhan, situs aksi ZPT pada tumbuhan, tahap perkembangan tumbuhan dan konsentrasi ZPT. Satu ZPT tidak bekerja sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pada umumnya keseimbangan konsentrasi dari beberapa ZPT-lah yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Campbell et al, 2002).
Salisbury dan Ross (1995) menambahkan hormon yang pertama kali ditemukan adalah auksin. Auksin endogen yaitu IAA (Indol Acetic Acid) ditemukan pada tahun 1930-an bahkan saat itu hormon mula-mula dimurnikan dari air seni. Hasil penelitian Yunus (2007) menunjukkan bahwa terjadi pengaruh interaksi IAA dengan jumlah akar, panjang akar, jumlah daun, dan jumlah planlet pada perkembangbiakan bawang merah secara in vitro.
George dan Sherington (1984) menyatakan bahwa auksin berpengaruh luas terhadap pertumbuhan, merangsang dan mempercepat pertumbuhan akar, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas akar. Dwidjoseputro (1990) menyatakan bahwa auksin banya disusun di jaringan meristem di dalam ujung-ujung tanaman, seperti pucuk, kuncup bunga, tunas daun, ujung akar, dan lain-lain. Kusumo (1984) menyatakan bahwa perakaran yang timbul pada stek disebabkan oleh doronggan auksin yang berasal dari tunas dan daun. Tunas yang sehat pada batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting dalam perakaran. Hormon IBA (Indole Butyric Acid) adalah salah satu hormon yangg termasuk dalam kelompok auksin. Selain dipakai untuk meranggsang perakaran, hormon IBA juga mempunyai manfaat yang lain, seperti menambah daya berkecambah, merangsang perkembangan buah, mencegah kerontokan, pendorong kambium, dan lain-lain.
Sitokinin merupakan ZPT yang mendorong pembelahan (sitokinesis). Beberapa macam sitokinin merupakan sitokinin alami (misal : kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya merupakan sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Yelnitis et al (1996) menyatakan bahwa penambahan sitokinin dapat mendorong meningkatnya jumlah dan ukuran daun. Ahli biologi tumbuhan juga menemukan bahwa sitokinin dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga menunda penuaan daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol dengan baik proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel tanaman (Campbell et al, 2002).
Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih (Wilkins, 1989). Selanjutnya, penelitian Murniati dan Zuhri (2002) menunjukkan bahwa giberelin mampu mempercepat perkecambahan biji kopi.
Asam absisat (ABA) adalah sinyal internal utama, yang memungkinkan tumbuhan, untuk menahan kekeringan. Apabila suatu tumbuhan memulai layu, maka ABA berakumulasi di dalam daun, dan menyebabkan stomata menutup dengan cepat, untuk mengurangi transpirasi, dan mencegah kehilangan air berikutnya (Campbell et al, 2002).
Etilen adalah suatu gas yang dapat digolongkan sebagai zat pengatur pertumbuhan (fitohormon) yang aktif dalam pematangan. Denny dan Miller (1935) menemukan bahwa etilen dalam buah, bunga, biji, daun dan akar. Dari penelitian Burg dan Burg (1962), juga dapat diketahui bahwa etilen merangsang pemasakan klimakerik. Etilen juga sangat berpengaruh terhadap proses keluarnya bunga dan buah secara serentak.
Salah satu hormon lainnya yaitu asam traumalin yang berfungsi untuk memperbaiki pelukaan yang terjadi pada tumbuhan dengan membentuk jaringan kalus. Asam traumalin memacu percepatan penyembuhan luka pada tanaman, contohnya luka akibat pemetikan, pemangkasan, maupun serangan hama. Jaringan kalus inilah yang akan menutup luka tersebut sehingga tumbuhan tidak akan mati tetapi memperbaiki diri dengan jaringan yang baru (Campbell et al, 2002). Asam traumalin dapat dianalogikan ibarat proses percepatan pembekuan hemoglobin pada pendarahan manusia.
Dengan menambahkan hormon untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, diharapkan hasil yang diperoleh petani semakin meningkat, selanjutnya pendapatan dan keuntungan yang mereka perolehpun akan meningkat. Petani sejahtera bukan lagi impian. Sekarang ini kita sedang di era fokus untuk peduli kepada sektor pertanian. Sudah sewajarnya jika para petani disubsidi pengadaan hormon agar pencitraan usaha pertanian meningkat tajam, yang berangkat dari kesejahteraan yang telah diperoleh oleh para petani itu sendiri melalui subsidi yang lebih tepat fungsi.
Jika kita melihat tanaman yang sudah diberi hormon, ibarat kita melihat orang sehat segar bugar bukan lagi orang sekedar hidup saja. Dengan sabar niscaya subur, dengan hati niscaya diperhatikan.

Humus

Humus mengacu pada bahan organik yang membusuk ke titik di mana ia tahan terhadap kerusakan lebih lanjut atau perubahan. asam humat dan asam fulvat adalah konstituen penting dari humus dan biasanya bentuk dari residu tanaman seperti dedaunan , batang dan akar . Setelah kematian, residu ini tanaman mulai membusuk, mulai pembentukan humus. Pembentukan humus melibatkan perubahan dalam tanah dan residu tanaman, ada pengurangan konstituen larut dalam air termasuk selulosa dan hemiselulosa , sebagai residu yang disimpan dan memecah, humin , lignin dan lignin kompleks terakumulasi dalam tanah, seperti mikroorganisme hidup dan makan masalah tanaman yang membusuk, peningkatan protein terjadi.

Lignin adalah tahan terhadap kerusakan dan terakumulasi dalam tanah, tetapi juga kimiawi bereaksi dengan asam amino yang menambah ketahanan terhadap dekomposisi, termasuk enzimatik dekomposisi oleh mikroba. Lemak dan lilin dari materi tanaman memiliki ketahanan beberapa dekomposisi dan bertahan dalam tanah untuk sementara waktu . Tanah liat sering memiliki isi yang organik tinggi yang bertahan lama dari tanah tanpa tanah liat. Protein biasanya terurai mudah, tetapi ketika terikat pada partikel liat mereka menjadi lebih tahan terhadap dekomposisi. Partikel tanah liat juga menyerap enzim yang akan memecah protein. Penambahan bahan organik ke tanah liat dapat membuat bahan organik dan setiap nutrisi ditambahkan tidak dapat diakses untuk tanaman dan mikroba selama bertahun-tahun, karena mereka dapat mengikat kuat untuk tanah liat. Tanah yang tinggi tanin ( polifenol ) konten dari tanaman dapat menyebabkan nitrogen untuk diasingkan oleh protein atau menyebabkan imobilisasi nitrogen, juga membuat nitrogen tersedia bagi tanaman. [27] [28]

Pembentukan humus adalah proses tergantung pada jumlah bahan tanaman ditambahkan setiap tahun dan jenis tanah dasar, keduanya dipengaruhi oleh iklim dan jenis organisme ini. Tanah dengan humus dapat bervariasi dalam kandungan nitrogen tetapi memiliki 3 sampai 6 persen nitrogen biasanya, humus, sebagai cadangan nitrogen dan fosfor, merupakan komponen penting yang mempengaruhi kesuburan tanah . [26] Humus juga menyerap air, bertindak sebagai cadangan kelembaban, bahwa tanaman dapat memanfaatkan, tetapi juga mengembang dan menyusut antara negara-negara kering dan basah, memberikan pori spasi. Humus kurang stabil daripada konstituen tanah lainnya, karena dipengaruhi oleh dekomposisi mikroba, dan dari waktu ke waktu konsentrasi berkurang tanpa penambahan bahan organik baru. Namun, beberapa bentuk humus sangat stabil dan dapat bertahan selama berabad-abad jika tidak ribuan tahun: mereka dikeluarkan dari oksidasi lambat arang , juga disebut karbon hitam , seperti di Amazon Terra preta atau Bumi Hitam, [29] atau dari penyerapan humat senyawa dalam cakrawala mineral, seperti di podzols .

Konservasi tanah

Konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi atau biologi akibat penggunaan yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya. Strategi yang biasanya dipakai, yaitu:
Strategi lainnya yang biasa dipergunakan dalam bidang pertanian yaitu:
Banyak bidang ilmu yang terlibat dalam upaya-upaya tersebut, diantaranya agronomi, hidrologi, ilmu tanah, kimia lingkungan, meteorologi, mikrobiologi dan teknik pertanian.
Rotasi tanaman, tanaman penutup lahan, dan tanaman penahan angin dikatakan sebagai cara yang paling baik dalam mencegah erosi permukaan tanah. Rotasi tanaman adalah proses pergantian tanaman yang konvensional dan mudah dilakukan, untuk mencegah pengambilan nutrisi tanah yang berlebihan oleh satu jenis tanaman saja. Tanaman penutup berfungsi sebagai pencegah tanah dari erosi, pertumbuhan gulma, dan evapotranspirasi berlebihan, namun tanaman penutup juga memiliki fungsi penting dalam menjaga kualitas kimia tanah; misalnya tanaman Leguminoceae untuk kelestarian kandungan nitrogen dalam tanah dan tanaman Mucuna pruriens untuk fosfor. Tanaman penahan angin ditanam dengan alur yang cukup padat atau barisan pepohonan yang ditanam dengan alur yang paralel terhadap arah angin.



Pencegahan Erosi
Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan angin. Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering) dan pertanian berkontur. Desain Keyline adalah cara yang paling mutakhir dalam menentukan kontur dalam bercocok tanam.

 Pengaturan kadar garam

Ion-ion yang bertanggung jawab dalam proses salinasi tanah yaitu Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dan Cl-. Kadar garam diperkirakan telah memengaruhi sebanyak sepertiga lahan subur. Kadar garam dalam tanah secara signifikan dapat memengaruhi metabolisme sebagian besar tanaman pertanian. Kadar garam yang tinggi terdapat pada daerah kering akibat irigasi yang berlebihan atau di area di mana permukaan air tanah asin cukup dangkal. Dalam kasus irigasi berlebihan, garam menumpuk di permukaan tanah sebagai produk sampingan dari infiltrasi tanah. Kasus yang paling terkenal adalah area pertanian di sekitar Bendungan Aswan, di mana bendungan telah mengakibatkan naiknya permukaan air tanah dan mengakibatkan tingginya konsentrasi garam-garaman pada permukaan tanah. Penggunaan humus dapat mencegah salinisasi tanah lebih jauh lagi. Mekanismenya melibatkan pertukaran anion dan kation hingga pH menjadi stabil dan mengeliminasi kelebihannya dari zona perakaran tanaman.

Persentase hidrogen tanah (keasaman, pH)

Tingkat pH tanah yang merugikan pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara alami di beberapa wilayah, dan secara non alami terjadi dengan adanya hujan asam dan kontaminasi tanah. Peran pH tanah adalah untuk mengendalikan ketersedian nutrisi bagi vegetasi yang tumbuh di atasnya. Makronutrien (kalsium, fosfor, nitrogen, kalium, magnesium, sulfur) tersedia cukup bagi tanaman jika berada pada tanah dengan pH netral atau sedikit beralkalin. Kalsium, magnesium, dan kalium biasanya tersedia bagi tanaman dengan cara pertukaran kation dengan material organik tanah dan partikel tanah liat. Ketika keasaman tanah meningkat, ketersediaan kation untuk material organik tanah dan partikel tanah liat segera tercukupi sehingga tidak ada pertukaran kation dan nutrisi bagi tanaman berkurang. Namun semua itu tidak dapat disimplifikasi karena banyak faktor yang memengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan nutrisi, diantaranya tipe tanah (tanah asam sulfat, tanah basa, dsb), kelembaban tanah, dan faktor meteorologika.

Organisme tanah 

Melestarikan keberadaan organisme tanah yang menguntungkan adalah salah satu unsur konservasi tanah. Organisme tanah yang menguntungkan dapat berupa spesies makroskopik seperti cacing tanah, dan juga mikroorganisme. Keuntungan yang diberikan oleh cacing tanah terhadap tanah diantaranya memberikan aerasi tanah dan menyediakan nutrisi makro bagi tanah. Ketika cacing tanah mengekskresikan feses dalam bentuk padatan, mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman telah diseleksi oleh cacing tersebut untuk diabsorpsi oleh akar tanaman. Feses cacing tanah mengandung nitrogen lima kali lebih banyak dari tanah biasa, fosfat tujuh kali lebih banyak, dan kalium sebelas kali lebih banyak. Seekor cacing dapat memproduksi lebih dari 4,5 kg feses dalam setahun.
Kegiatan cacing yang terus menggali ke dalam tanah memberikan porositas bagi tanah dan aerasi yang cukup serta meningkatkan kemampuan drainase tanah.
Mikroorganisme tanah berperan penting dalam ketersediaan makronutrien di alam. Seperti contoh, ketersediaan nitrogen terjadi akibat fiksasi nitrogen oleh bakteri simbiotik; bakteri tersebut memiliki enzim nitrogenase yang digunakan untuk memfiksasi nitrogen dari udara dengan hidrogen untuk membentuk amonia dan menghasilkan energi untuk dirinya. Amonia lalu diubah menjadi senyawa organik lainnya. Bakteri fiksasi nitrogen lainnya, seperti Rhizobium, hidup dalam akar leguminoceae dan membentuk simbiosis mutualisme dengan tanaman, memproduksi amonia untuk mendapatkan karbohidrat.
Dalam hal siklus karbon, karbon dikeluarkan ke atmosfer melalui pembusukan dan fermentasi oleh bakteri dan jamur (detritus).
Mikoriza adalah simbiotik antara jamur tanah dengan aluran pembuluh akar. Jamur membantu ketersediaan mineral, air, dan dan nutrisi organik untuk tanaman, dan jamur mendapatkan gula dan asam amino dari akar. Terdapat dua jenis mikoriza, yaitu endomikoriza di mana jamur melakukan penetrasi hingga ke dalam akar, dan ektomikoriza di mana jamur hanya melapisi bagian luar akar. Mikoriza beermanfaat bagi tanaman dengan memperluas area penyerapan nutrisi, karena hifa mikoriza berukuran mikroskopik dan tersebar di sekitar akar tanaman.
Beberapa organisme tanah adalah ekstremofil, yaitu makhluk hidup yang memiliki kemampuan adaptasi untuk hidup di lingkungan ekstrem, termasuk temperatur, pH, dan kadar garam yang sebagian besar makhluk hidup tidak mampu bertahan.
Penggunaan insektisida dan herbisida seringkali memengaruhi keberadaan organisme tanah. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut, meski tidak ditujukan, mampu membunuh organisme tanah yang menguntungkan sehingga mengurangi ketersediaan nutrisi alami bagi tanah. Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut sebaiknya memperhatikan kehidupan organisme tanah dan juga komponen ekologi lainnya.
Metode pertanian tebas dan bakar memiliki dampak pembunuhan besar-besaran bagi organisme tanah akibat temperatur yang dihasilkan dalam proses pembakaran. Hal ini seringkali tidak dapat dikembalikan lagi ke keadaan semula hingga waktu yang sangat lama.
Sistem pertanian yang digunakan seringkali amat memengaruhi kualitas tanah dan metabolisme tanaman, seperti penggunaan bahan-bahan kimia dalam bentuk pestisida, herbisida, dan sebagainya, dan bertahan di tanah dalam waktu lama sehingga tidak memungkinkan lagi bagi organisme tanah, baik yang menguntungkan maupun merugikan, untuk kembali lagi. Alternatif bagi penggunaan kimia adalah persiapan tanah dengan pemanasan tanah menggunakan lapisan plastik transparan yang dapat menutupi area lahan. Plastik tersebut memerangkap panas sehingga temperatur tanah meningkat hingga temperatur yang mematikan bagi organisme tanah, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Keberadaan organisme tanah yang menguntungkan dapat dikembalikan dengan cara induksi. Cara ini juga menguntungkan bagi nutrisi tanah karena uap yang dihasilkan dari proses pemanasan tanah dapat mengeluarkan nutrisi yang sebelumnya terkunci dalam bentuk persenyawaan basa maupun asam yang tidak dapat diserap oleh akar tanaman.

Mineralisasi

Agar tanaman mendapatkan nutrisi yang diperlukan bagi perkembangannya, mineralisasi aktif seringkali dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan remahan batu yang mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman atau dapat menggunakan suplemen kimia tanah. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah hilangnya mineral makro maupun mikro dari dalam tanah. Terdapat jenis mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat untuk mineralisasi tanah, yakni mikoriza (vesikular arbuskular mikoriza).
Secara umum, menurut Dr. Anton Muhibuddin (2005) manfaat VAM pada tanaman semusim antara lain: Mikoriza VAM dapat meningkatkan daya serap N, P, K, Ca dan beberapa nutrisi Mikro, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, mengendalikan infeksi patogen akar, memproduksi senyawa-senyawa perangsang pertumbuhan, merangsang aktivitas beberapa organisme yang menguntungkan (Rhizobium dan Bakteri pemecah fosfor), memperbaiki struktur dan agregasi tanah serta membantu siklus mineral.
Pada tanaman tahunan seperti kelapa sawit juga diketahui bahwa mikoriza VAM dari genus Acaulospora mampu meningkatkan daya hidup planlet menjadi 91% dibandingkan dengan planlet tanpa inokulasi yang hanya 62%. Inokulasi VAM diketahui juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen tular tanah. VAM tidak hanya terlibat dalam mekanisme pertahanan tanaman terhadp patogen tular tanah tapi juga dapt meningkatkan toleransi terhadap serangan patogen yang ada di tajuk, selain itu inokulasi dengan mikoriza diharapkan dapat menekan serangan jamur tular tanah Ganoderma, namun interaksi antara jamur mikoriza dan Ganoderma masih dievaluasi (Muhibuddin, 2007).

 


 






wikipedia.com

Senin, 15 Oktober 2012

SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN (SMK PP) NEGERI TANJUNGSARI




Kurikulum

Kompetensi Keahlian:
1. Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
2. Agribisnis Tanaman Perkebunan
3. Penyuluhan Pertanian
4. Agribisnis Perikanan


Menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu ke Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum.

Pengembangan Kurikulum mendistribusukan substansi nilai/karakter yang ada pada SKL secara kognitif, afektif, dan pengalaman pada semua mata pelajaran

A. Normatif
1. Pendidikan Agama Islam                         
2. Pendidikan Kewarganegaraan   
3. Bahasa Indonesia
4. Pend. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
5. Seni Budaya



B. Adaptif
1. Matematika                                                             
2. Bahasa Inggris                                                       
3. Kimia
4. Biologi
5. Fisika
6. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
7. Kewirausahaan

C. Produktif
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura      
1.     Manajemen Agribisnis                              
2.     Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura                                 
3.     Teknologi Produksi Tanaman Pangan                 
4.     Perlindungan Tanaman.
5.     Alat dan Mesin Pertanian
6.     Teknologi Pasca Panen
7.     Pertamanan     

Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan   
1. Manajemen Agribisnis      
2. Tek.Prod.Tan. Perkebunan Tahunan    
3. Tek.Prod. Tan. Perkebunan Semusim                               
4. Perlindungan Tanaman.     
5. Alat Mesin Pertanian  
6. Teknologi  Pascapanen     
7. Pertamanan     
8. Tanah dan Pemupukan    

Kompetensi Keahlian : Penyuluhan Pertanian
1. Manajemen Agribisnis
2. Ilmu Pertanian                                              
3. Ilmu Perkebunan                                                     
4. Ilmu Peternakan                                          
5. Pembangunan Masyarakat Pedesaan 
6. Dasar-Dasar Penyuluhan 
7. Teknik Komunikasi 
8. Media Penyuluhan
9. Metode dan Teknik Penyuluhan
10. Programa dan Evaluasi Penyuluhan    


Kompetensi Keahlian : Agribisnis Perikanan     
1.     Manajemen Agribisnis       
2.     Dasar-Dasar Budidaya Ikan      
3.     Pengelolaan Kualitas Air     
4.     Keteknikan Budidaya Perikanan     
5.     Teknologi Pakan      
6.     Teknologi Pembenihan Ikan    
7.     Teknik Pemeliharaan      
8.     Kesehatan Ikan    
9.     Teknologi Pascapanen
Sarana
  1. Ruang Kelas, Aula, Perpustakaan, Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Laboratorium Pascapanen, Bengkel Latih, Hatchery, Screen House, Kolam, Kandang Ternak, Lahan Praktik, dan Kebun Koleksi;
  2. Perumahan Dinas, Mesjid, Ruang Kegiatan Siswa;
  3. Sarana Olah Raga: Lapangan Sepak Bola, Bulu Tangkis, Voli, Basket, Tenis Lapangan, Tenis Meja;
  4. Asrama;
Penyerapan Lulusan 
  • PNS 20%
  • TNI/Polri 5%
  • Perusahaan Swasta 15%
  • Magang Luar Negeri 5%
  • Melanjutkan Kuliah 20%

Prestasi Siswa dan Guru Tahun 2009 s.d. 2011
A.        Siswa

No.
Prestasi
Tahun
Penyelenggara
1.
Juara II Lintas Alam XXII Putra se Jawa
2009
Kabupaten Sumedang
2.
Juara III Bola Volley Putri SLTA dalam rangka HUT RI Ke – 64
2009
Kecamatan Tanjungsari
3.
Juara I Lomba Karya Tulis Pertanian ”Cinta pertanian” WAPEMALA
2009
IPB
4.
Juara II Lomba Cerdas Cermat
2009
UNPAD
5.
Juara I Pelajar Putri Lomba Lintas lembah dan Bukit
2009
UNPAD
6.
Juara I Lomba K-3 Perkemahan Bhakti Saka Wirakartika Daerah Jawa Barat
2010
Kwarda Jawa Barat
7.
Juara III Cerdas Cermat Perkemahan Bhakti Saka Wirakartika Daerah Jabar
2010
Kwarda Jawa Barat
8.
Juara III Stand Pameran Perkemahan Bhakti Saka Wirakartika Daerah Jabar
2010
Kwarda Jawa Barat
9.
Juara I Keindahan Tenda Pangkalan SMA Perkemahan Terpadu 2010 Kwaran Tanjungsari
2010
Kwaran Tanjungsari
10.
Juara I memasak pangkalan SMA Perkemahan Terpadu Kwaran Tanjungsari
2010
Kwaran Tanjungsari
11.
Juara II Lomba Karya Inovasi Siswa Tingkat Nasional
2010
Kementerian Pertanian
12.
Juara I Kabaret Tingkat SMA se Bandung Timur dan Tanjungsari
2011
Ikopin Jatinangor
13.
Juara II Yel-yel Tingkat SMA se Bandung Timur dan Tanjungsari
2011
Ikopin Jatinangor
14.
Juara III Lomba Penyuluhan Pertanian Tingkat Nasional
2011
Kementerian Pertanian
15.
Juara III Lomba Wydia Karya Tingkat Nasional
2011
Kementerian Pertanian
16.
Juara I Pameran Tingkat Nasional
2011
Kementerian Pertanian


B.        Guru

No.
Prestasi
Tahun
Penyelenggara
1.
Juara III Lomba Penulisan Karya Ilmiah Guru Tingkat Nasional a.n. Rohaendi,SP
2009
Kementerian Pertanian
2.
Juara Harapan III Lomba Penulisan Karya Ilmiah Guru Tingkat Nasional a.n. Supendi, SP
2009
Kementerian Pertanian
3.
Juara I Lomba Penulisan Karya Ilmiah Guru Tingkat Nasional a.n. Ir.Agus Bahtiar dan Ir.Ujang Dinar,MP
2010
Kementerian Pertanian
4.
Juara II Lomba Penulisan Karya Ilmiah Guru Tingkat Nasional a.n. Ir.Tuti Sunaryati, MP
2010
Kementerian Pertanian
5.
Juara III Lomba Penulisan Karya Ilmiah Guru Tingkat Nasional a.n. Dadang Sumardi, SP.,MP
2010
Kementerian Pertanian

Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.29 Tanjungsari 45362
 Tel.(022)7911050 Fax.(022)7914284