Agrina.com
Pemanfaatan teknologi informasi oleh pelaku agribisnis masih terbilang minim, terutama mereka yang berlokasi di pelosok desa.
Dalam era serba cepat dan canggih seperti sekarang ini, mendapatkan informasi apa pun sejatinya bukan hal sulit. Media cetak, televisi, radio, internet sampai telepon seluler (ponsel) merupakan sarana yang mudah didapat. Meski sebagian pelaku agribisnis sudah memanfaatkannya, tapi sebagian lain mengaku sangat awam. Terutama pelaku yang berdomisili jauh dari kota. Berikut pengalaman mereka dalam memperoleh informasi terkait agribisnis.
H. Endang Nur Ikhwan
Mulut ke Mulut
Sebagai pengusaha ikan mas di Waduk Cirata, Cianjur, Jabar, H. Endang mengaku butuh informasi harga pakan dan benih berkualitas. Selain itu, pemilik 100 kolam jaring apung ini juga sangat menginginkan info teknologi budidaya dan cara mengatasi penyakit ikan. “Tentu saja kami ingin terus berkembang, makanya kami terus belajar dan mencari pengetahuan baru,” ungkapnya.
Untuk itu, H. Endang hanya mengandalkan sumber dari mulut ke mulut. Baik dari sesama pengusaha di Cirata maupun staf Technical Service (TS) perusahan obat atau pakan. “TS biasanya lebih tahu duluan, makanya saya banyak diskusi dengan mereka,“ ucap pria 50 tahun ini.
Ia memang tak memanfaatkan internet atau sarana informasi lain lantaran kebanyakan pengusaha di sana juga melakukan hal sama. Dirinya mengaku tidak terbiasa dan tidak familiar dengan tatacara mengakses internet. “Internet di tempat kami memang ada, tapi kami tak terbiasa. Andai bisa kami pun ingin. Pastinya dengan internet kami akan lebih cepat dan leluasa mendapat informasi,” tegasnya.
Itam Sulaiman
Andalkan Dinas
“Informasi perkembangan agribisnis di daerah kurang terakses, kecuali petani yang sering ikut pameran, tapi ‘kan nggak semua petani punya kesempatan,” keluh Itam Sulaiman, Ketua Gapoktan Galang Balang, Cimanuk, Pandeglang, Banten.
Apalagi saat memasuki musim panen, harga gabah di desanya acap kali menukik tajam karena para petani tidak mengetahui perkembangan harga dan pasar. Gabah terpaksa direlakan dibeli murah para tengkulak. Lantaran buta informasi pula kualitas dan kuantitas panen petani tak terjaga sehingga mereka menanggung risiko pendapatan yang minim.
Itam bertutur, selama ini hanya mengandalkan dinas pertanian setempat dan sesama petani untuk mendapatkan info harga dan pasar. Tapi sayangnya, informasi yang diperolehnya sering datang tidak tepat waktu. “Mungkin sebagian kecil saja yang baca koran atau tabloid. Apalagi menggunakan internet, kami tidak paham caranya,” aku pemilik 1,5 ha sawah ini.
Menurut Itam, yang dibutuhkan dirinya dan petani lain hanyalah sosialisasi penggunaan sarana informasi, termasuk internet. “Ada baiknya pemerintah membantu memfasilitasi akses informasi mengenai harga komoditas dan peluang pasar agar kesejahteraan kami bisa terangkat,” harap penerima penghargaan ketahanan pangan 2009 ini.
Supriatna Dinuri
Punya Staf Khusus
Memantau perkembangan harga begitu penting, tak terkecuali komoditas perkebunan seperti kopi. Karena termasuk komoditas ekspor, harga kopi lokal turut dipengaruhi harga kopi dunia. “Makanya koperasi kami punya staf pemasaran yang selalu memperhatikan perkembangan harga terutama saat memasuki panen raya,“ ucap Supriatna Dinuri, Ketua Kelompok Tani Kopi Rahayu, Kampung Pasir Mulya, Desa Marga Mulya, Pangalengan, Bandung.
Supriatna termasuk sedikit dari petani yang melek teknologi. Selain rajin mengutak-atik internet, kelompoknya juga memiliki situs sendiri. Di dalam situs tersebut, tercantum info seluk-beluk tentang kopi. “Kami dapat saling bertukar pengalaman dan informasi dengan petani di daerah lain. Kalau kita tidak cepat mendapat informasi tersebut kita akan ketinggalan ilmu dan akan tetap dibodohi terus,“ ucap pemilik 3 ha kebun kopi ini.
Menurutnya, dampak positif dari lancarnya akses informasi adalah peningkatan kesejahteraan dan penyerapan tenaga kerja. Dulu, lanjut pria setengah baya ini, penduduk Marga Mulya adalah kaum urban. “Tapi sekarang tak ada lagi yang mencari kerja ke kota. Semua membudiadayakan kopi karena selain menguntungkan, semua informasi tentang kopi mudah kita dapatkan,” beber Supriatna yang juga menerima penghargaan ketahanan pangan 2009.
Ricky Bangsaratoe
Koran, Majalah, dan Internet
Menurut Ricky, pengusaha ayam petelur seperti dirinya wajib mengetahui beberapa informasi penting jika ingin usahanya sukes. Info tersebut antara lain, prediksi kebutuhan bahan baku pakan, prediksi harga, pasar dan data penetasan. “Misalnya pakan, jika terjadi defisit stok, maka pelaku bisa ancang-ancang untuk impor,” ungkapnya.
Selain itu info tersebut juga sebagai wahana pengawasan antarpelaku industri peternakan untuk dapat menjaga kestabilan harga. Sebab, jika harga tak dipantau bisa mengakibatkan kerugian. “Setidaknya mencari dan saling berbagi informasi akan meminimalkan kita dari kegagalan usaha,” bebernya.
Untuk memperoleh info-info tersebut, Ricky mengaku rajin membaca koran, majalah, internet, dan bertukar info dengan sesama pengusaha. “Peternak di Indonesia jangan sampai ketinggalan teknologi canggih, dan jangan dibohongi terus oleh tengkulak atau pengumpul,” sarannya.
Hartono
Tak Hanya Lokal
Hartono, Ketua Umum Pinsar menyarankan peternak untuk tak hanya mengakses informasi lokal tapi juga berita global. Selain menambah wawasan, hal tersebut membantu pelaku menambah jejaring bisnis. “Untuk memperkaya pengetahuan, saya terbiasa membuka wikipedia di internet, website universitas terkemuka yang mempunyai unit kerja pertanian seperti Cornell University atau juga web lembaga pemerintah,“ ungkapnya.
Lebih jauh memaparkan, ia berpandangan, kini memperoleh informasi di era serba canggih sangatlah mudah dan murah. Info semacam manajemen kandang, pasar, cara peningkatan mutu produk, dan pasar dapat diperoleh secara cuma-cuma di internet. “Sebenarnya penerapan informasi akan mudah diaplikasikan jika sarana dan prasarana dibantu oleh pemerintah,” ucapnya.
Satriyo Saptorohadi
Anggota Blogger
“Sangat mudah mendapatkan informasi. Saya sering menulis di blog. Jika menyangkut harga saya cek ke farm lain, atau tanya ke TS, kalau cuaca saya lihat di televisi,” ucap Satriyo Saptorohadi, peternak ayam pedaging dan petelur di Bogor.
Menulis di blog, selain hobi, menurutnya, merupakan sarana diskusi antarpelaku usaha yang paling mudah. Dari kebiasaannya tersebut, Satriyo dengan cepat mendapat info populasi ayam dari berbagai daerah, sentra penjual bibit ayam (DOC), perkiraan penjualan, dan data penetasan ayam.
Penerapan teknologi informasi bagi para petani dan peternak, menurut Satriyo, mesti dilakukan secepatnya. Ia mengingatkan pemerintah agar gencar mensosialisasikan dan menfasilitasi cara akses informasi bagi petani. Bagi pelaku usaha yang sudah memanfaatkan teknologi informasi, ia menghimbau agar menularkannya ke pelaku lain. ”Harus ada terobosan untuk membantu petani, tergantung kita mau memprakarsainya atau tidak,” ujarnya.
Dear,Import Dept,
BalasHapusDengan Hormat,
Perkenankan kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK adalah perusahaan Jasa Import Specialist dalam bidang Jasa Customs Clearance di Kepabeanan baik via Bandara maupun Pelabuhan di seluruh Nusantara.
Bersama ini kami PT. INTI PRAKARSA LOGISTIK berminat untuk bermitra dengan perusahaan Bapak/Ibu dalam bidang Jasa sebagai berikut :
1. Under name Import
2. Borongan Import
3. Custom Clearance
4. Door to Door, Port to Door, dari ke seluruh dunia
5. By Air or Sea (Local and International)
6. Untuk semua jenis barang termasuk Dangerous, Cargo atau Personal
7. Jasa EDI/PPJK
HS CODE JENIS BARANG
Bag VI (HS NO. 2801 s/d 3826) KIMIA
Bag VII (HS NO. 3901 s/d 4017) PLASTIK
Bag VIII (HS NO. 4101 s/d 4304) KULIT
Bag X (HS NO. 4701 s/d 4911) KERTAS
Bag XII (HS NO. 6401 s/d 6704)ALAS KAKI
Bag XIII (HS NO. 6801 s/d 7020) KACA
Bag XV (HS NO. 7201 s/d 8311) BESI BAJA
Bag XVI (HS NO. 8401 s/d 8548) MESIN
Bag XVII (HS NO. 8601 s/d 8908) KENDERAAN AIR
Bag XVIII(HS NO. 9001 s/d 9209) INSTRUMEN
Bag XX (HS NO. 9401 s/d 9619) BARANG HASIL PABRIK
Best regards,
ANDIKA
Sea & Air
Import
INTI Kargo / Jln. Dewi Sartika No. 148, Jakarta 13630 Indonesia
Email : andika.intikargo@gmail.com
T : 021 80878873
F : 622180878381
Hp : 082311424631,089616672822