http://bisnis-jabar.com/index.php/2011/12/koperasi-tani-pangalengan-patenkan-merek-kopi-luwak/
JAKARTA (bisnis-jabar.com): Koperasi Tani Rahayu di Kampung Pasirmulya, Margamulya, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mematenkan merek Kopi Malabar untuk produk kopi luwak dan kopi arabica yang dihasilkan.
“Merek Kopi Malabar sudah kami patenkan menjadi merek dagang kopi arabica yang kami hasilkan dari perkebunan,” kata Pengawas Koperasi Tani Rahayu, Abdul Rohim, dalam temu wartawan di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, nama Malabar dipilih lantaran kopi arabica yang diolah menjadi kopi luwak oleh para petani ditanam di kawasan dan di kaki Gunung Malabar.
Pihaknya menargetkan ke depan merek Kopi Malabar dapat dikembangkan sebagai gerai kopi yang dibuka di pusat-pusat keramaian.
“Sejak 2009 kami mengembangkan perkebunan kopi arabica seluas 103 ha untuk memproduksi kopi luwak,” kata Abdul Rohim.
Jaringan dan distribusi pemasaran, diakuinya belum terlalu luas, oleh karena itu pihaknya membuka diri untuk bekerja sama dengan investor yang potensial.
Saat ini anggota koperasi tersebut tercatat sebanyak 76 orang yang keseluruhannya berprofesi sebagai pekebun kopi.
Kopi-kopi produksi koperasi kemudian diolah menjadi kopi luwak yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sedangkan hewan luwaknya sendiri ditangkarkan oleh para petani.
Di pasaran harga kopi luwak rata-rata Rp2,7 juta per-kg sedangkan kopi arabica rata-rata di atas Rp250.000 per kg.
“Panen kopi dimulai bulan Mei sampai Oktober. Bila cuaca mendukung maka produksi kopi cerry sekitar 450 ton per tahun setara dengan 50 ton green bean. Ini belum termasuk produksi dari plasma,” katanya.
Dia menyatakan siap memasok permintaan dari pasar dalam maupun luar negeri.(fsi)
They've come a long, long way from the farm to you. delicious coffee bean... fadilprojectkopi@gmail.com
Kamis, 22 Desember 2011
AGROASIA - patented Indonesian kopi luwak brand, named Kopi Malabar
Tani Rahayu Cooperative Society of Bandung West Java has added another patented Indonesian kopi luwak brand, named Kopi Malabar.
"Kopi Malabar brand will not just be the brand for our Kopi Luwak products, but also our Arabica products," said the society's spokesperson Abdul Rohim in Jakarta, Wednesday December 21st.
The name, he said, refers to the 103 hectare plantation areas located in the feet of Mount Malabar in the southern part of Bandung, started its operation in 2009.
"Kopi Malabar brand will not just be the brand for our Kopi Luwak products, but also our Arabica products," said the society's spokesperson Abdul Rohim in Jakarta, Wednesday December 21st.
The name, he said, refers to the 103 hectare plantation areas located in the feet of Mount Malabar in the southern part of Bandung, started its operation in 2009.
Kopi Malabar dipatenkan
akarta (ANTARA News) - Koperasi Tani Rahayu di Kampung Pasirmulya, Margamulya, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mematenkan merek Kopi Malabar untuk produk kopi luwak dan kopi arabica yang dihasilkannya.
"Merek Kopi Malabar sudah kami patenkan menjadi merek dagang kopi arabica yang kami hasilkan dari perkebunan," kata Pengawas Koperasi Tani Rahayu, Abdul Rohim, dalam temu wartawan di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, nama Malabar dipilih lantaran kopi arabica yang diolah menjadi kopi luwak oleh para petani ditanam di kawasan dan di kaki Gunung Malabar.
Pihaknya menargetkan ke depan merek Kopi Malabar dapat dikembangkan sebagai gerai kopi yang dibuka di pusat-pusat keramaian.
"Sejak 2009 kami mengembangkan perkebunan kopi arabica seluas 103 ha untuk memproduksi kopi luwak," kata Abdul Rohim.
Jaringan dan distribusi pemasaran, diakuinya belum terlalu luas, oleh karena itu pihaknya membuka diri untuk bekerja sama dengan investor yang potensial.(*)
"Merek Kopi Malabar sudah kami patenkan menjadi merek dagang kopi arabica yang kami hasilkan dari perkebunan," kata Pengawas Koperasi Tani Rahayu, Abdul Rohim, dalam temu wartawan di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, nama Malabar dipilih lantaran kopi arabica yang diolah menjadi kopi luwak oleh para petani ditanam di kawasan dan di kaki Gunung Malabar.
Pihaknya menargetkan ke depan merek Kopi Malabar dapat dikembangkan sebagai gerai kopi yang dibuka di pusat-pusat keramaian.
"Sejak 2009 kami mengembangkan perkebunan kopi arabica seluas 103 ha untuk memproduksi kopi luwak," kata Abdul Rohim.
Jaringan dan distribusi pemasaran, diakuinya belum terlalu luas, oleh karena itu pihaknya membuka diri untuk bekerja sama dengan investor yang potensial.(*)
Langganan:
Postingan (Atom)